Liputan6.com, Palangkaraya - Bagi para pencinta makanan pedas, sambal merupakan menu wajib yang dihidangkan untuk menggugah selera. Tak heran, banyak lidah masyarakat Indonesia yang akrab dengan tanaman yang satu ini, cabai.
Setiap daerah memiliki ciri khas tanaman cabai tersendiri, salah satunya di Kalimantan Selatan yang bernama Cabai Hiyung. Cabai ini dalam bahasa latin memiliki nama Capsicum frutescens adalah jenis cabai terpedas di dunia.
Hasil penelitian dari Laboratorium Pengujian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen milik Kementerian Pertanian Republik Indonesia, kadar capsaicin pada Cabai Hiyung mencapai 2333,05 ppm dan angka tersebut memiliki tingkat kepedasan setara dengan 17 kali lipat dari cabai biasa.
Advertisement
Cabai ini tumbuh di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Lahan rawa yang cukup luas dan tingkat keasaman tanah yang tinggi menjadi keuntungan bagi masyarakat sekitar untuk megolah budidaya Cabai Hiyung.
Penanaman Cabai Hiyung juga lebih unik dibandingkan penanaman cabai rawit pada umumnya. Keunikannya terletak pada mulsa yang digunakan, mulsa adalah material penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah.
Sementara mulsa yang digunakan berasal dari rumput rawa yang ada di sekitar areal penanaman. Fungsinya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma, mengurangi evaporasi tanah, dan melindungi tanaman dari terik matahari yang menyengat.
Cabai Hiyung juga telah terdaftar sebagai varietas tanaman lokal khas Tapin Kalimantan Selatan dari Kementrian Pertanian dengan nomor 09/PLV/2012 pada 12 April 2012.
Sekedar informasi, Cabai rawit merupakan tanaman yang tumbuh subur di sekitar garis khatulistiwa pada ketinggi antara 0-500 mdpl. Namun, tanaman ini juga masih dapat tumbuh pada ketinggian 1.000 mdpl meskipun pembentukan buahnya menjadi tidak maksimal.