Sukses

Pasar Terapung Muara Kuin, Ikon Pariwisata Banjarmasin 90-an yang Mulai Pudar

Pasar terapung cukup ikonik karena menjadi lokasi syuting iklan televisi swasta yang tayang pada era 90-an.

Liputan6.com, Banjarmasin - Pasar Terapung Muara Kuin merupakan pasar terapung tradisional yang berada di Sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar ini sempat menjadi ikon pariwisata Banjarmasin yang diperkenalkan salah satu stasiun televisi swasta.

Dulu para pedagang dan pembeli di pasar ini bertransaksi menaiki jukung, yakni sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Geliat di pasar ini dimulai setelah salat Subuh hingga selepas jam tujuh pagi.

Pasar terapung cukup ikonik karena menjadi lokasi syuting iklan televisi swasta yang tayang pada era 90-an. Iklan tersebut memberi dampak yang cukup positif dalam dunia pariwisata Banjarmasin pada saat itu.

Para pedagang di pasar ini biasanya menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya. Salah satu keistimewaan pasar ini adalah transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.

Pasar tradisional yang sudah berusia lebih dari 400 tahun ini juga sempat mengalami mati suri. Gempuran budaya darat yang didukung dengan berbagai pembangunan modern menjadi salah satu pemicu tradisi pasar apung yang mulai ditinggalkan ini.

Meski demikian, pasar yang mati suri tersebut sempat hidup kembali dengan berganti nama menjadi Pasar Terapung Kuin Alalak. Perubahan nama tersebut didasari oleh letaknya yang berada persis di antara daerah Kuin dan daerah Alalak, Banjarmasin Utara.

Jika dahulu letak pasar terapung berada di kawasan dermaga penyeberangan Alalak, kini lokasinya sedikit lebih mudah dijangkau. Tepatnya, pasar ini berada di siring depan Makam Sultan Suriansyah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pasar Terapung Kini

Meski telah berganti nama dan mulai dihidupkan kembali, nyatanya pasar tradisional ini tetap mulai ditinggalkan. Banyak pedagang yang memilih berdagang di pasar-pasar tradisional di seputaran Kuin dan Alalak.

Para pedagang yang umumnya berasal dari Alalak dan Berangas, lebih memilih berjualan di pasar-pasar terdekat. Sebut saja Pasar Kenjot Alalak Tengah, Pasar Tungging Berangas, Pasar Feri Alalak Selatan serta pasar-pasar lainnya yang berada di tebing Sungai Barito dan Sungai Alalak menjadi lokasi berdagang yang mereka tuju.

Kehadiran dermaga kapal penyeberangan di Dermaga Alalak sebagai penghubung kawasan Alalak Banjarmasin dengan Subarjo, Tamban, juga turut memengaruhi keberadaan pasar ini. Kejayaan terapung ini berkisar pada tahun 1980 dan 1990-an.

Sementara itu, mulai 2009, pasar tradisional ini sudah mulai ditinggalkan para pedagangnya. Saat ini, Pasar Terapung Kuin Alalak hanya menjadi semacam pasar grosir bagi para pedagang pengecer untuk dibagi ke pasar-pasar yang ada di tebing sungai.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak