Liputan6.com, Palangka Raya - Selepas magrib berkumandang, ratusan lilin menyala di Stadion Pahoe Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Bukan tanpa alasan, lilin dinyalakan sebagai simbol renungan sekaligus jalan terang usai tragedi Kanjuruhan.
Ratusan nyawa melayang, banyak orangtua kehilangan anak begitu juga sebaliknya. Kejadian ini menjadi catatan kelam dalam dunia persepakbolaan Tanah Air.
Baca Juga
Gabungan suporter dari Aremania, Bonek, The Jak Mania, Viking, dan Kalteng Mania bergandengan tangan memanjatkan doa, bagi para korban yang meninggal dalam tragedi Kanjuruhan di Bumi Tambun Bungai ini.
Advertisement
Para pendukung tim sepak bola berharap kejadian serupa tak terulang kembali. Mereka juga menyuarakan untuk mengusut tuntas kejadian tersebut. Bahkan, mereka meminta pihak berwenang, untuk mengadili oknum yang melakukan tindakan arogan kepada suporter, sehingga menyebabkan keadaan menjadi tak terkendali.
"Kami sudah mengakui kesalahan, atas apa yang yang terjadi di Malang. Tetapi lebih dari pada itu, ada norma yang telah dilanggar. Kami mengecam itu," ungkap Riski selaku Media Officer Aremania Palangka Raya, Senin (3/10/2022).
Sementara Kapolresta Palangka Raya, Komisaris Besar Polisi Budi Santosa yang turut hadir dalam acara tersebut, mengatakan bahwa pihaknya menginisiasi kegiatan ini, sebagai bentuk duka cita bagi dunia sepak bola dan kepolisian atas tragedi Kanjuruhan.
"Kita mengucapkan bela sungkawa dan duka yang mendalam, makanya kita mengajak seluruh suporter yang ada di Palangka Raya untuk mengadakan doa bersama, mendoakan rekan-rekan kita yang meninggal di Kanjuruhan," Budi Santosa mengatakan.
Aksi menyalakan lilin tersebut juga diselenggarakan di seluruh wilayah Indonesia. Dari data terakhir yang dikeluarkan pihak kepolisian, korban tewas tragedi Kanjuruhan mencapai 125 orang dan dua di antaranya adalah petugas kepolisian.