Liputan6.com, Yogyakarta - Lampor merupakan istilah yang berhubungan dengan mitos horor di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Cerita yang sudah beredar luas ini dipercaya sebagai sosok hantu yang membawa keranda terbang.
Konon, keranda terbang tersebut menjemput orang-orang yang masih berkeliaran menjelang magrib tiba. Diceritakan, orang-orang yang hilang diculik lampor tak bisa ditemukan, apalagi kembali.
Meskipun bisa kembali, orang yang telah diculik lampor akan kembali dalam keadaan yang tidak lagi normal. Kedatangan lampor ditandai dengan adanya angin kencang yang berembus dari arah selatan.
Advertisement
Baca Juga
Embusan angin yang berembus dari selatan tersebut juga memunculkan anggapan mitos lainnya. Mitos lain menyebut bahwa lampor adalah salah satu anggota pasukan Nyi Roro Kidul.
Disebutkan, keranda diterbangkan oleh angin dari laut selatan dan melewati daerah-daerah tertentu. Selain menculik, konon lampor juga disebut sebagai penanda munculnya wabah penyakit tertentu.
Meski dianggap mitos, nyatanya keberadaan lampor pernah dialami oleh salah seorang sineas Indonesia, yakni Guntur Soeharjanto. Pengalaman tersebut ia alami ketika tinggal di Temanggung.
Pengalaman mistisnya itu pun ia tuangkan dalam sebuah film dengan judul yang sama, 'Lampor: Keranda Terbang'. Film yang tayang pada 2019 lalu itu diperankan oleh Dion Wiyoko dan Adinia Wirasti yang mengambil lokasi di mana mitos ini berkembang, yakni Temanggung.
Dikisahkan, saat itu begitu banyak korban yang hilang, mati, gila, sakit, hingga mengalami trauma berkepanjangan. Masa kecil sang sutradara ini juga mengalami kejadian tersebut dengan kehilangan keluarganya yang dibawa lampor.
Ada yang mati dan ada yang kembali, tetapi menjadi ling-lung atau gila. Bahkan, film ini juga membawa teror kepada kru dan penonton.
Beberapa kru dan pemain melihat penampakan saat proses syuting berlangsung. Selain itu, saat screening film juga ada penonton yang mengalami kerasukan saat menampilkan adegan tarian jarang kepang.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak