Sukses

Jalan Braga Bandung Jadi Saksi Bisu Sejarah Indonesia

Saat ini, kawasan Braga Bandung masih sering dipadati oleh masyarakat karena memilki bangunan-bangunan bersejarah

Liputan6.com, Jakarta - Jalan Braga merupakan salah satu ruas jalan kawasan ikonik bersejarah di Kota Bandung. Jalan yang memiliki panjang sekitar 700 meter ini didominasi dengan bangunan 90-an yang sampai saat ini masih dipadati para wisatawan lokal maupun mancanegara. 

Kawasan ini sekarang dipenuhi dengan kafe, restoran, butik, toko buku, dan lain sebagainya. Namun, apakah kalian tahu di balik kepopuleran Jalan Braga ini ternyata memiliki fakta yang tidak semua orang ketahui. Berikut faktanya!

1. Awal mula bernama Pedatiweg

Awalnya, Jalan Braga sering dilewati pedati pengangkut kopi. Oleh karena itu, jalan ini sering disebut sebagai Pedatiweg atau jalan yang sering dilalui pedati. Diketahui, arti “Weg” dalam bahasa Belanda yaitu jalan atau jalanan.

Para pedati ini mengangkut kopi hasil dari pemberlakuan Politik Tanam Paksa oleh pemerintah Hindia Belanda dari tahun 1831 sampai 1879, dikarenakan kopi sebagai salah satu hasil bumi dari tanah Priangan yang harus dikirimkan ke tempat pengemasan melalui Jalan Braga ini.

Sampai saat ini, asal mula nama Braga masih simpang siur. Kata Braga, menurut sastrawan Sunda MA Salmoen dalam buku Baruang Kanu Ngora, berasal dari kata "ngabaraga" yang artinya berjalan menyusuri sepanjang sungai. Selain itu, ada juga yang memaparkan bahwa Braga diambil dari nama sebuah minuman khas Rumania yang biasa disajikan di Societeit Concordia

2 dari 4 halaman

2. Toko Senjata Api menjadi Toko Pertama yang Didirikan di Jalan Braga

Toko pertama yang didirikan di Braga adalah toko senjata api yang dimiliki oleh Tuan C A Hellerman pada 1894. Diketahui, toko tersebut ternyata tidak hanya menjual senjata api, tetapi menjual beberapa barang lainnya, seperti sepeda, kereta kuda, hingga sebagai bengkel reparasi senjata api. 

Saat Hellerman melihat perkembangan Jalan Braga tersebut, ia bertekad mendirikan toko-toko baru. Sampai akhirnya, toko yang ia bangun sudah runtuh dan kini menjadi bangunan tua nomor 51.

3 dari 4 halaman

3. Dijuluki sebagai Jalan Culik

Dilansir dari situs resmi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR). Awalnya, Braga hanya jalanan kecil nan sunyi, tetapi seiring berjalannya waktu menjadi rawan kejahatan hingga ada yang kehilangan nyawanya. 

Kerawanan tindak kejahatan meningkat setelah terjadinya agresi militer. Braga menjadi sangat rawan saat dilewati orang Belanda maupun penduduk setempat. Pasalnya, banyak pembantaian yang terjadi sehingga pada saat itu Jalan Braga terkenal angker.

4 dari 4 halaman

4. Terdapat Gedung Saksi Bisu Sejarah

Gedung yang menjadi saksi bisu sejarah perobekan bendera Belanda pada tahun 1945, yaitu Gedung Denis. Denis merupakan singkatan dari De Erste Nederlandsche Indische Spaarkas en Hypotheekbank (PT Bank Tabungan Hindia Belanda Pertama). 

Dulunya, gedung ini didirikan oleh juragan perkebunan teh, yakni Karel Albert Rudolf Bosscha sebagai bank simpanan dan hipotek pertama di Hindia Belanda. 

Pasalnya, ada 2 pelaku yakni Moh Endang Karmas dan Mulyono melakukan aksi memanjat tiang bendera di menara Gedung Denis. Kemudian mereka mengibarkan bendera Belanda dan merobek bendera bagian warna biru hingga tersisa warna merah dan putih saja. 

Gedung ini pun akhirnya menjadi salah satu saksi sejarah peristiwa yang kemudian dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.