Liputan6.com, Bandung - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar workshop Teknis Regional Food Loss and Waste (FLW) yang mengangkat tema “What Reduction on Food Loss and Waste can and must contributed to Sustainable Intensification” di Yogyakarta, pada Rabu (5/10/2022).
Baca Juga
Advertisement
Workshop tersebut mempunyai tujuan dalam mendukung pencapaian target SDG 12.3 sebagai upaya mengurangi separuh sisa makanan pada tingkat ritel, layanan makanan, hingga rumah tangga. Serta mengurangi kehilangan makanan di seluruh rantai pasokan dan juga memfasilitasi kerja sama dan jejaring diantara negara di ASEAN.
Melihat pemerintah dan dunia memperhatikan adanya fenomena makanan yang terbuang secara percuma atau food waste, isu ini menjadi perhatian khusus yang juga harus kita pahami sebagai masyarakat.
Perlu diketahui, sampah makanan yang membusuk dapat menghasilkan gas metan dan gas tersebut adalah salah satu penyebab dalam pemanasan global dan bahkan bisa meningkat. Tidak hanya di Indonesia, negara-negara di dunia pun kini turut memperhatikan food waste dan mencari solusi dalam mengatasinya.
Dilansir dari informatics UII, Hendrik salah satu Dosen Informatika di UII menyampaikan bahwa beberapa negara yang mayoritas negara yang penduduknya muslim juga mempunyai perhatian terhadap isu food waste tersebut terutama dalam bulan Ramadan.
Seperti misalnya di Uni Emirates Arab, menghasilkan 500 ton sampah makanan per hari pada bulan Ramadan. Hal tersebut meningkat dua kali lipat daripada hari-hari biasa (Zafar, 2016).
Maka dari itu, kita harus memperhatikan juga bagaimana food waste di negeri kita. Paling kecil di lingkup kita sendiri.
Sebagai warga negara yang baik, tentunya kita juga dari rumah harus bisa mengurangi adanya food waste. Jika ada, kita harus bisa memilahnya dan menggunakan sampah sisa makanan tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat, misalnya menjadi pupuk dan lain sebagainya.
Sisa Makanan dalam Perspektif Islam
Terutama bagi kita umat muslim, perlu diketahui bahwa dalam pandangan Islam, Rasulullah SAW mengajari kita bahkan melarang kita untuk tidak menyisakan makanan bahkan menyarankan kita untuk menjilat jari-jari setelah makan.
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menjilati jari-jari dan piringnya. Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di mana keberkahan pada makanan tersebut’” (HR. Muslim)
Sering kali makanan bersisa juga karena kita mungkin mengambil makanan terlalu berlebihan, maka dari itu muslim juga diajarkan untuk makan dan minum secukupnya jangan berlebihan. Bahkan penjelasan tersebut ada pada Al Quran tepatnya pada surat Al-A’raf.
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
Arab Latin : ya bani adama khuzu zinatakum inda kulli masjidiw wa kulu wasyrabu wa la tusrifu, innahu la yuhibbul musrifin.
Artinya: “Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A’raf (7):31)
Maka dari itu terutama untuk para umat muslim perlu diperhatikan bahwa kita harus bisa mengurangi food waste tidak hanya untuk menjaga lingkungan dan bumi dari pemanasan global, namun juga untuk mengikuti ajaran dari Rasulullah SAW dan apa yang diingatkan oleh Allah SWT mengenai makan dan minum secukupnya.
Penulis: Natasa Kumalasah Putri
Advertisement