Sukses

Seorang Lansia Tewas Terseret Banjir di Bengkulu, Waspada Perubahan Iklim Itu Nyata

Cuaca ekstrem akibat perubahan iklim belakangan kerap terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

 

Liputan6.com, Bengkulu - Cuaca ekstrem akibat perubahan iklim yang belakangan terjadi membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, memperingatkan warga di daerah itu selalu waspada terhadap potensi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

"Warga yang bermukim di bantaran sungai, di tebing maupun dataran rendah agar selalu meningkatkan kewaspadaan diri, cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini memungkinkan kapan saja terjadinya bencana alam," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Rejang Lebong Shalahudin, Jumat (7/10/2022).

Dia menjelaskan, potensi bencana alam yang berkemungkinan terjadi di wilayah itu selain banjir, tanah longsor juga angin puting beliung maupun gunung meletus.

Potensi bencana alam yang tidak terduga ini, kata dia, salah satunya air bah atau banjir kiriman yang terjadi di Desa Belumai I, Kecamatan Padang Ulak Tanding Kamis (6/10/2022) sekitar pukul 15.00 WIB, sehingga menyebabkan seorang warga setempat meninggal dunia setelah terseret banjir akibat Sungai Kelingi di wilayah itu meluap.

"Korban yang hanyut ini bernama Nilawati, umur 60 tahun. Korban saat itu sedang berada di pinggir sungai di Desa Belumai dan tidak lama kemudian datang air bah dari bagian hulu dengan cepat sehingga terseret air bercampur lumpur," terangnya.

 

2 dari 2 halaman

Ditemukan 300 Meter dari Lokasi Kejadian

Korban ini tambah dia, berhasil ditemukan sekitar 300 meter dari lokasi kejadian oleh warga dan perangkat desa dibantu TNI/Polri serta personel BPBD Rejang Lebong dua jam kemudian atau sekitar pukul 17.00 WIB dalam kondisi meninggal dunia.

"Korban ini informasinya saat kejadian sedang mengambil batu bersama dengan cucunya, untuk cucunya berhasil selamat. Korban sendiri telah dimakamkan di Desa Belumai I sekitar pukul 09.00 WIB tadi," ungkap Shalahudin.

Â