Sukses

Akibat Pohon Tumbang, Kalteng Gelap Selama 2 Malam

Aliran listrik terhenti selama dua malam di dua kabupaten di Kalimantan Tengah akibat pohon tumbang.

Liputan6.com, Palangka Raya - Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami pemadaman listrik total sejak Selasa (11/10/2022) malam, sekitar pukul 21.30 WIB. Terhentinya pasokan listrik tersebut akibat terganggunya tower transmisi setelah tertimpa pohon.

Melalui media sosial, PLN menyampaikan, padamnya listrik dampak gangguan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 Kilo Volt (Kv) di Jalur Transmisi Arah Kasongan-Parenggean-Sudan. Lokasi itu berjarak 140 kilometer dari Kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur dan 370 kilometer dari Pangkalan Bun, Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Barat.

“Sampit mati listrik total. Sampai hari ini belum ada kejelasan kapan listrik akan menyala kembali,” kata Tommy Barito, warga Sampit, Kamis (13/10/2022) petang.

Tommy menyayangkan pemadaman ini karena sangat berdampak pada aktivitas ekonominya. Dia mengkritisi tidak ada suplai listrik cadangan dari PLN untuk mengantisipasi pemadaman dengan durasi yang cukup panjang.

Terpisah, Alex Gunawan, warga Pangkalan Bun sanksi jika pemadaman ini akibat tower tertimpa pohon. Ia menduga, justru tower yang mengalami gangguan dan menimpa pohon.

Sementara itu, Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN UIW Kalselteng), Winardi menyampaikan, pada Selasa malam, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir melanda sebagian besar wilayah di Kalimantan Tengah.

Kondisi tersebut kemudian menyebabkan pohon tumbang dan kemudian menimpa tower transmisi sehingga mengakibatkan terhentinya pasokan listrik.

Winardi menambahkan, saat ini petugas PT PLN sedang berada di lokasi untuk menangani kerusakan atau gangguan sistem kelistrikan yang terjadi secara bertahap. Pihaknya berupaya secepatnya memulihkan gangguan sistem agar listrik kembali tersuplai ke masyarakat.

Di lokasi, kata Winardi, pihaknya menghadapi sejumlah masalah dalam proses penormalan suplai listrik. Salah satunya adalah persoalan akses. Pihaknya harus melintasi rawa gambut dengan kondisi air sedang naik bahkan banjir.

Untuk mempercepat pemulihan, Winardi melanjutkan, pihaknya mengirim tiga tim pemeliharaan dan satu tim khusus Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Pihaknya bahkan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk bantuan melintasi akses rawa yang perlu ditempuh sejauh empat kilometer.

“Kami juga menyiapkan suplai cadangan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Baamang yang terletak di Kotawaringin Timur dan PLTD Kumai di Kotawaringin Barat,” ungkap Winardi.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.