Sukses

Usai Freeport, Jokowi Diminta Kuasai PT Vale Indonesia Demi Kedaulatan Energi

Kebijakan penguasaan PT Vale Indonesia merupakan aspirasi dari para kepala daerah tempat beroperasinya perusahaan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Keberhasilan pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakuisisi PT Freeport Indonesia, diharapkan bisa dilanjutkan dengan menguasai mayoritas saham PT Vale Indonesia, yang kontrak karyanya akan berakhir Desember 2025.

Terkait hal itu, anggota Komisi VII DPR RI Yulian Gunhar mengatakan, akuisisi PT Vale Indonesia diperlukan sebagai upaya mengembalikan kedaulatan energi Indonesia yang selama ini banyak dikuasai perusahaan asing.

"Penguasaan PT Vale ini penting dilaksanakan, agar Presiden Jokowi mampu mengembalikan kedaulatan Energi yang selama ini banyak dikuasai asing, sejak era pemerintahan Orde Baru,” katanya, dalam keterangannya, Jumat (14/10/2022).

Keberanian Presiden Jokowi untuk menhambil alih PT Vale Indonesia menurut Gunhar, bukan saja demi mengembalikan kedaulatan energi bangsa Indonesia, melainkan juga demi melaksanakan amanah konstitusi 1945. Bahkan langkah ini menurutnya juga akan menjadi legacy dan prestasi yang luar biasa pemerintahannya bagi generasi mendatang.

"Akuisisi PT Vale ini demi mewujudkan amanah konstitusi pasal 33 UUD 45, sekaligus sebagai legacy di akhir jabatan Presiden, untuk diwariskan bagi anak cucu generasi penerus Bangsa. Ini akan dicatat dalam sejarah bangsa Indonesia, bagaimana presiden Jokowi tidak diragukan komitmennya terhadap konstitusi,” katanya.

Kebijakan penguasaan PT Vale Indonesia menurutnya juga merupakan aspirasi dari para kepala daerah tempat beroperasinya perusahaan itu, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Para kepala daerah tersebut pun sempat menyampaikan aspirasinya kepada Komisi VII dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP).

"Dalam RDP sempat berkembang gagasan bagaiaman Mind Id dipersiapkan untuk akusisi saham PT Vale mayoritas sebesar 51%, lebih besar dari saham negara yang saat ini hanya sebesar 20%. Komisi VII pun akan melanjutkan pembahasan Regulasi terkait Divestasi Saham PT Vale, seperti usulan merevisi PP 77 Tahun 2014 mengenai skema divestasi," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Banyak Keuntungan

Gunhar juga menambahkan bahwa akan banyak keuntungan yang didapat oleh negara dengan mengakuisisi PT Vale Indonesia, di tengah meningkatnya harga komoditas seperti nikel. 

Bahkan menurutnya, saat ini nikel merupakan komoditas unggulan yang dapat menjadi salah satu penopang utama sumber pendapatan Negara, seiring dengan strategi hilirisasi.

"Saat ini saja, Indonesia dikabarkan mendapatkan 'durian runtuh' atau keuntungan yang besar dari hasil ekspor nikel yang sudah masuk dalam proses hilirisasi. Keuntungan negara dari ekspor yang di dapat pada tahun ini saja mencapai sekitar US$ 30 miliar atau Rp450-an triliun," katanya.