Liputan6.com, Semarang - Indonesia terkenal kaya akan rempah-rempahnya yang dapat diolah menjadi berbagai minuman tradisional. Salah satu minuman tradisional yang kaya rempah dan cukup populer adalah jamu jun khas Semarang.
Tampilan jamu jun berbeda dengan jamu pada umumnya yang cenderung cair. Jamu jun memiliki penampilan dan tekstur layaknya bubur.
Jamu jun memiliki cita rasa yang cenderung manis sekaligus pedas. Cita rasa yang kaya dari jamu jun ini berasal dari aneka rempah-rempah yang menjadi bahan dasar pembuatannya.
Advertisement
Dalam karya ilmiah berjudul "Produksi Program Feature "Kuliner Tradisional, Jamu Jun Riwayatmu Kini"" tertulis, lebih dari sepuluh macam rempah menjadi bahan dasar terciptanya jamu jun, atau yang juga bisa disebut sariwangi batanget. Rempah-rempah tersebut, di antaranya cengkeh, kayu manis, jahe, merica hitam, merica, kapulaga, dan semacamnya.
Baca Juga
Campuran santan, merica, dan bahan-bahan lain pada penyajiannya membuat jamu jun menjadi suatu kesatuan yang nikmat, hangat, dan sehat. Tak lupa, bola-bola rempah mirip ronde yang terbuat dari kelapa, jahe, merica, tepung dan rempah lainnya menjadi pelengkap yang menggenapi komponen dari jamu jun.
Dalam karya ilmiah tersebut tertulis, jamu jun sempat berjaya di tahun 70-an. Namun, seiring perkembangan zaman, jamu jun mulai terlupakan dan sulit ditemukan.
Nama 'jun' diambil dari bahasa Jawa yang berarti gerabah. Jun merupakan gentong berleher sempit yang mirip kendi.
Dalam bahasa Indonesia, jun bisa disebut sebagai buyung atau tempat air. Dari sinilah nama jamu jun lahir karena pedagang zaman dahulu menggunakan jun untuk mempertahankan kehangatan minuman tradisional tersebut.
Kini, kehadiran minuman tradisional jamu jun begitu jarang dijumpai. Meski demikian, masih ada beberapa tempat di Kota Semarang yang masih menjajakan minuman ini meskipun jumlahnya sedikit.
(Resla Aknaita Chak)