Sukses

Kolaborasi Apik Seniman Lengger Banyumas dan Subang, dari Sumpah Pemuda Menuju Pentas Dunia

Seniman lengger Banyumasan berkolaborasi dengan seniman Subang, Jawa Barat

Liputan6.com, Banyumas - Ada yang menarik dalam perhelatan bernuansa sumpah pemuda di Subang, Jawa Barat, akhir pekan ini. Seniman berkolaborasi untuk menampilkan kesenian khas daerah.

Dari Banyumas, Jawa Tengah tampil seniman dari Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, dengan seni khasnya, tari lengger.

Mereka berkolaborasi dengan seniman lokal dalam satu panggung, yang juga memiliki seni budaya khas bumi priangan dalam even 'Road to Festival Jawara Satria 2022, Kolaborasi Seniman, UMKM Subang dan Banyumas: Bangkit Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat' di Desa Rancamanggung, Kecamatan Tanjungsiang, Subang Selatan Jawa Barat, Sabtu, 29 Oktober 2022.

Pertunjukan seni ini merupakan rangkaian aktivitas kesenian budaya yang sudah dibuka pada hari Selasa, 19 September berupa 'Sarasehan Budaya tentang Tari Lengger' dan Rabu tanggal 20 September 2022 berupa penampilan seni dan budaya Kolaborasi antara Subang dan Banyumas. Pada Sabtu 29 Oktober, dalam nuansa semangat hari sumpah pemuda, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diwakili Desa Gerduren, menerima undangan, hadir dan menampilkan seniman desa setempat di Bukit Dewi Manggung.

Mereka tak tampil sendirian. Kemeriahan rangkaian ke-2 menuju Festival Jawara Satria 2022, juga menampilkan pertunjukan seni budaya siswa SD, SMP, dan SMA Tanjungsiang, penari lengger Desa Gerduren, mahasiswa Unsoed dan UMP Banyumas.

“Kami Banyumas tepatnya Desa Gerduren, hari ini mendapat penghargaan dan nilai yang luar biasa dalam kolaborasi Culture and food dengan Subang Selatan tepatnya yang dilakukan di Wisata Desa Bukit Dewi Manggung (selanjutnya disingkat BuDeMang) yang dipimpin oleh Teges Ratna Ayu Ningrum 25 tahun. Acara kolaborasi ini telah menimbulkan kerjasama di masa mendatang yang bisa menguntungkan kedua belah pihak dalam bidang Pariwisata”, ujar Bambang Suharsono, Kades Gerduren, Banyumas, dalam keterangannya, dikutip Minggu (30/10/2022).

"Kami menggunakan dana Desa untuk membina seni tradisional lengger yang khas Banyumas, harapannya dari pemerintah ada suatu skema, kebijakan, dana yang bisa mensuport kuat bagi Seni dan Budaya yang menunjukkan bentuk wujud karakteristik suatu daerah baik Subang dan Banyumas," lanjutnya.

Dia menjelaskan, seniman Gerduren menampilkan tarian tradisional lengger Banyumasan dan tarian kreasi Banyumasan yang dinamakan Gemes. Yang menarik lainnya, penampilan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Banyumas, Timbang Apit Afifah yang membacakan Puisi berbahasa Jawa berupa karya tulis sastra dinamakan 'Gerduritan' karya Kades Gerduren.

Ketua Desa Wisata Nusantara Banyumas, Eko Katamto mengatakan, pagelaran kolosal seni Lengser khas Jawa Barat yang diperankan 100 putra putri siswa sekolah mulai SD, Madrasah, hingga SMA Subang merupakan simbol regenerasi untuk melestarikan budaya lokal sebagai kekayaan budaya nasional.

“Luar biasa animo generasi milennial warga Tanjungsiang Subang akan kesenian, kami saat di BuDeMang melihat dengan sambutan tarian Lengser Subang merasa benar-benar sebagai tamu agung, kami tambah yakin Seni Budaya bisa membantu menghidupkan pariwisata di Indonesia di mata dunia," kata Eko.

Eko menjelaskan, pada 20 September rangkaian acara sudah dimulai di Gerduren. Kala itu, kolaborasi seni budaya Jawara Satria mementaskan tari Ronggeng Subang yang sungguh atraktif dan dinamis dengan gerakan menunjukkan jawaranya Jawa Barat dan tarian lengger Banyumas sebagai warisan budaya yang terdaftar UNESCO, telah diracik apik oleh para jajaran kesenian di BuDeMang Desa Rancamanggung kecamatan Tanjunsiang Subang Selatan.

"Alhamdulillah kita berkomitmen berlanjut hari ini Sabtu 29 Oktober di Subang. Di mana ini membuat kami bersemangat untuk menyiapkan puncak acara kolaborasi seni budaya antara Subang dan Banyumas di tanggal 10 November mendatang," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Seni dan Pengembangan Desa Wisata

Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI, Guntur Subagja Mahardika yang hadir di Desa Wisata Bukit Dewi Manggung, Kecamatan Tanjungsiang, meyakini transformasi budaya kepada generasi milenial dapat mengimbangi ancaman serbuan budaya asing yang semakin kuat.

Guntur mengingatkan budaya bukan hanya kesenian. Berbagai aspek kehidupan masyarakat meliputi sosial, ekonomi, dan nasionalisme atau kebangsaan ada dalam kesenian ini.

"Lengser milenial sebagai simbol bahwa generasi muda beradaptasi dengan perkembangan jaman tanpa menghilangkan akar budaya yang menjadi kearifan lokal," kata Guntur yang juga pembina Insan Pariwisata Indonesia (IPI).

Salah satu adaptasi dalam transformasi budaya adalah mengemas seni budaya lokal melalui digital dan mengoptimalkan media sosial. "Seni budaya dan kearifan lokal kita lestarikan dan videokan lanjut viralkan," jelasnya.

Menurut dia,pPengembangan desa wisata juga dapat menjadi solusi untuk menciptakan lapangan kerja baru. Dari desa wisata banyak melahirkan ekonomi kreatif baru.

"Pariwisata adalah gerbang ekonomi kerakyatan yang menumbuhkan UMKM dan ekonomi kreatif lainnya," ujar Guntur yang juga menjabat ketua Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Statejik dam Global (SKSG) Universitas Indonesia.

Kebijakan pemerintah menggelontorkan dana desa puluhan triliun rupiah, kata Guntur, harus dimanfaatkan pada sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja lokal. Tentu tidak cukup hanya peran pemerintah. Partisipasi masyarakat dan swasta harus didukung.

"Desa wisata Bukit Dewi Manggung salah satu contoh destinasi yang dibangun swadaya komunitas yang harus didukung pemerintah daerah setempat," papar Guntur.

Sementara, pengelola Desa Wisata Bukit Dewi Manggung Yusuf Iyok dan bersama Ketua Desa Wisata Nusantara Subang Udan Karyawan, mengungkapkan komitmennya untuk bersama komunitas melestarikan budaya ronggeng dan seni Sunda lainnya agar tidak punah.

"Kami berinisiatif melibatkan Akdemisi, bekerjasama dengan sekolah dan guru-guru. Alhamdulillah banyak siswa yg berminat akan seni dan budaya," kata Yusuf.

Bupati Subang H Ruhimat mengapresiasi kolaborasi budaya yang diiniasi masyarakat dua Kabupaten, Subang dan Banyumas. Budaya sebagai identitas dan jati diri bangsa harus dilestarikan dengan berbagai cara.

Menurut dia, gebyar kolaborasi dua budaya, sangat tepat di tengah-tengah arus budaya asing yang hampir menggerus budaya nasional.

"Dan ini merupakan tanggung jawab kita, khususnya kaum generasi muda," kata bupati Subang, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Camat Tanjungsiang Vino Subriadi.