Liputan6.com, Bandung - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Provinsi Jawa Barat mengimbau masyarakat maupun layanan kesehatan seperti puskesmas agar mewaspadai penyakit gangguan ginjal akut misterius pada anak.
Ketua Unit Kerja Nefrologi IDAI Cabang Jawa Barat, Prof. Dany Hilmanto mengatakan, gangguan ginjal akut umumnya terjadi karena infeksi. Penanganan yang cepat disebut bisa mencegah kondisi agar tidak memburuk. Masyarakat diminta untuk tidak menunda-nunda pemeriksaan.
Baca Juga
"Bisa karena infeksi yang berat yang biasa kita sebut dengan sepsis, tapi apabila ditangani dengan baik dapat segera bisa pulih," katanya saat dihubungi, Jumat (14/10/2022).
Advertisement
Puskesmas juga diminta meningkatkan pengawasan guna mendeteksi lebih dini potensi penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal (unknown origins). Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan disebut telah mengeluarkan pedoman penanganan tatalaksana.
"Dapat dilaksanakan dari mulai fasilitas kesehatan tingkat pertama, sampai pra-rujukan dan juga ke rujukan," katanya.
Menurut laporan medis yang dia terima, pasien-pasien yang ditangani awalnya tidak menunjukkan gejala spesifik yang khas, melainkan keluhan seperti batuk dan pilek juga demam, kerap disertai sesak dan diare. Setelahnya, gejala lain muncul seperti kurang kencing, bengkak kelopak mata, dan tungkai perut.
"Sehingga kalau diperiksa parameter untuk penyakit ginjal menunjukan ada gangguan pada ginjalnya," jelasnya.
"Kalau ada anak yang datang dengan panas, batuk -pilek, diare selama 7-14 hari, maka harus diwaspadai, katanya. Jangan lupa diperiksa urin kreatinin fungsi ginjalnya, juga jumlah urinnya. Apabila ada kemungkinan ke arah penyakit gangguan ginjal bisa dideteksi sedini mungkin," imbuh Dany.
Â
Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius
Sebelumnya, data kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia dilaporkan bertambah menjadi 152 kasus. Laporan tersebut dirilis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) per Jumat kemarin (14/10/2022) di Jakarta. Sebanyak 24 kasus di antaranya berasal dari Jawa Barat (Jabar).
Dany Hilmanto mengatakan, pihaknya sudah mencatat adanya dugaan kasus itu sejak akhir Agustus lalu. Pasien-pasien anak tersebut rujukan ke pasien rujukan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Di Jawa Barat, katanya, kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal yang belum diketahui sebabnya atau unknown origins ini rata-rata diderita oleh pasien anak di bawah 6 tahun. RSHS menerima pasien-pasien dengan gejala yang sudah berat.
Hingga kini, gangguan ginjal akut ini masih diinvestigasi. Masyarakat diminta tidak panik, tapi yang dibutuhkan saat ini adalah meningkatkan kewaspadaan.
"Pakar ginjal anak ini banyak di Jawa Barat, maka kami punya tanggung jawab besar dalam melakukan diseminasi ilmu terkait ilmu ginjal anak, termasuk gangguan ginjal akut yang progresif atipikal ini," katanya.
Advertisement