Sukses

Masih 13 Tahun, Putri Polisi Jadi Peserta MTQN XXIX Cabang Hifzil Quran 20 Juz

Aiptu Wahyu Wiguna berhasil mendidik putrinya yang baru berusia 13 tahun hafal Alquran 23 juz dan jadi peserta MTQN XXIX Cabang Hifzil Quran 20 Juz mewakili Kalimantan Selatan.

Liputan6.com, Banjarmasin - Mendidik anak menjadi seorang spesial penghafal Alquran tidaklah memiliki batasan dan latar belakan orang tua yang khusus. Di Kalimantan Selatan hadir sorang anak hafidzah dari keluarga seorang Polisi.

Belakangan ini, profesi atau institusi kepolisian menjadi sorotan di tengah masyarakat. Sejumlah peristiwa di Indonesia menjadi tanggung jawab besar di pundak kepolisian untuk menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat adalah yang utama.

Di sisi lain, seorang Polisi dari kesatuan Polres Banjarbaru, Aiptu Wahyu Wiguna mampu membina buah hatinya hingga saat ini manghafal 23 juz. Dengan demikian, Athirah Alaya Wiguna (13) anak pertama dari lima putrinya itu dipercaya untuk mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXIX di Kalimantan Selatan memperkuat tuan rumah pada Cabang Hifzil Al Quran Golongan 20 Juz.

Aiptu Wahyu Wiguna menceritakan keikutsertaan putrinya pada MTQ Nasional XXIX bukanlah secara langsung. Sederet proses menghafal hingga puluhan prestasi telah diraih dari tahun 2018  sampai 2022 ini, salah satunya Juara I MTQ Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan Cabang Hifzh Al Quran Golongan 10 Juz Putri Tahun 2021.

“Mengenalkan hafalan kepada Athira sejak berusia 5 tahun, bersama isteri kami punya cita-cita punya anak yang bisa menghafal Al Quran, walaupun kami sebagai orang tua bukan orang penghafal,” ujar Aiptu Wahyu Wiguna kepada Liputan6.com, Sabtu (15/10/2022).

Dia juga menceritakan pola pembelajaran yang diterapkan dalam keluarga bersama isteri. Komitmen orang tua untuk membina putrinya dilakukan dengan kompak dan sabar.

“Kami istilahnya menanamkan komitmen saja, yang pertama itu ulun (saya) sama istri saling membantu siapa yang ada waktu. Sebab, Alhamdulillah kami punya cita-cita tidak cuma kakaknya tapi juga adik-adiknya,” ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 4 halaman

Pendampingan Orangtua

Sosok bapak yang berprofesi sebagai polisi tentu memiliki kesibukan sendiri, atas komitmen dan dukungan terus ada untuk mendampingi putrinya dalam menghafal. Kalaupun tidak tersempatkan akan dilakukan oleh isteri.

“Tahapan latihan, kami luangkan waktu kurang lebih tiga kali sehari, sehabis salat subuh, habis salat ashar, dan habis salat magrib ke Isya, kalau di rumah kami berusaha mendampinginya dulu berdua habis itu perkembangannya kami setorkan ke tempat ustadz, Tahfidz Algifahri di Banjarbaru,” lanjutnya.

“Di setiap kesibukan itu selalu berusaha bagi waktu, meluangkan waktu bagi anak-anak menghafal saja karena menurut kami, anak-anak dalam menghafal luar biasa susah payahnya jadi yang kami beri teladan ke anak bahwa mereka itu tidak berjuang sendiri, selain tujuan kami untuk menjaga hafalannya, melihat bacaannya, kualitas bacaannya kami memberikan pesan moral bahwa anak-anak ini tidak berjalan sendiri tapi kami terus mendampinginya bahwa kita berjuang sama-sama,” sambungnya.

Rutinitas mendampingi hafalan putrinya terus dilakukan. Adapun jika mengalalmi pengurangan hafalan, orang tua terus mengingatkan akan target hafalan yang harus dicapai.

Sebab jika targetnya belum tercapai maka rasa memiliki hutang hadir menjadi motivasi.

“Kadang muncul bosan itu naluriah, cuma rasa takut hafalan akan berkurang atau hilang itu menjadi penguat,” sebut Athirah Alaya Wiguna melalui bapaknya.

Selain di rumah dan ustadz, proses menghafal juga dilakukan bersama mahasiswa Rohani Islam (Rohis) di Universitas Lambung Mangkurat. Lokasi kediaman mereka berdekatan dengan kampus hingga pembinaan juga dilakukan bersama mahasiswa Rohis yang biasanya dilakukan di akhir pekan.

“Sebenarnya kalau ingin punya anak spesial yang istilahnya untuk menghafal Al Quran itu memang perlu perjuangan, jadi itu tidak terbatas istilahnya harus anak ustaz atau anak siapa, setiap kalangan itu pasti bisa saja asal kita menanamkan sikap yang kuat kepada anak-anak kita, kita bisa memberi motivasi ke mereka dan kita juga bisa serius membinanya,” pesan Aiptu Wahyu Wiguna.

3 dari 4 halaman

Apresiasi Institusi

Atas keikutsertaan putrinya pada MTQ Nasional XIXX, sebagai orang tua terus memberikan dukungan hingga giliran tampil. Sebagai peserta dari kafilah Kalimantan Selatan, seluruh peserta mengikuti karantina di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin di Banjarbaru.

Jauh hari sebelumnya, kafilah Kalimantan Selatan telah melewati pemusatan latihan atau training center (TC). Ini dilakukan untuk proses pencarian kafilah yang sejati untuk dapat mewakili Kalimantan Selatan sebagai tuan rumah.

Institusi Polri pun memberikan dukungan kepada Aiptu Wahyu Wiguna untuk melakukan pendampingan khusus kepada putrinya. Pimpinan di Polres Banjarbaru mengizinkan cuti kerja selama dua pekan untuk memberikan pendampingan selama masa karantina hingga tampil.

Athirah Alaya Wiguna, peserta termuda kedua pada Cabang Hifzil Quran Golongan 20 Juz MTQ Nasional kali ini. Paling muda yakni Aida Anin Balqis, 11 tahun kafilah Provinsi Maluku Utara.

Mendidik dan membina anak hingga menjadi seorang penghafal Quran tergolong luar biasa, apalagi kemudian dapat kesempatan sebagai peserta pada MTQ Nasional mewakili daerah. Ditambah lagi jika penghafal itu lahir dari keluarga sorang anggota Polisi.

Tentu ini menjadi apresiasi yang besar bagi satuan Polres Banjarbaru.

“Kita sangat bersyukur salah satu anggota kita, anaknya dipercaya sebagai kafilah Kalimantan Selatan, kita juga berharap hal ini menjadi inspirasi bagi anggota lainnya maupun masyarakat pada umumnya,” ujar Kapolres Banjarbaru, AKBP Dody Harza Kusumah, Minggu sore (16/10/2022).

4 dari 4 halaman

Kafilah Kalimantan Selatan, Target Juara Sejati

Penyelenggara MTQ Nasional XXIX Kalimantan Selatan, pemerintah daerah berharap kiranya perehelatan keagamaan tingkat nasional ini dapat sukses penyelenggaran begitupun sukses prestasi. Dalam hal ini kafilah yang akan mengharumkan daerah merupakan putra putri daerah pula, tanpa harus menjemput peserta dari luar.

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan kerja sama dengan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Provinsi Kalimantan Selatan dalam perekrutan kafilah. Mulai dari perekrutan hingga pemusatan latihan berkelanjutan telah dilakukan.

Pemilihan untuk menggunakan putra putri daerah telah dicanangkan oleh pemerintah daerah bersama LPTQ Kalimantan Selatan. Hal ini telah disiapkan jauh hari sebelumnya.

“Artinya kita memang ingin menjadi juara sejati, tentunya tidak ada embel-embel lain, artinya murni kita, hasil koordinasi, hasil latihan kita sendiri dengan semua pihak terkait mengangkat potensi daerah kita,” ujar Sekretaris LPTQ Kalimantan Selatan, Ahmad Bugdadi saat ditemui usai penutupan pemusatan latihan kafilah tahap ke-8 di Dafam hotel Banjarbaru beberapa waktu silam.

“Untuk kepesertaan kafilah Kalsel sesuai dengan arahan pimpinan gubernur dan sekda serta selaku ketua MTQ bahwa kita tidak ada jemput peserta dari luar,” lanjutnya.

Dalam hal ini, kafilah Kalimantan Selatan pada seluruh cabang dan golongan musabaqah diisi oleh putra-putri daerah, Kalimantan Selatan. Diketahui ada Delapan Cabang dan dan 25 Golongan yang dilombakan.

Hal ini sejalan dengan citra Kalimantan Selatan sebagai daerah yang mempunyai potensi luar biasa menghasilkan qori-qoriah. Selanjutnya tinggal dilakukan pembinaannya intensif sehingga talenta-talenta yang ada bisa muncul semua.

Cabang Hifzil Quran Golongan 20 Juz dan 10 Juz dilaksanakan di tempat yang sama di Masjid Jami Sungai Jingah Kota Banjarmasin. Pelaksanaan cabang itu dilaksanakan dari tanggal 13 sampai 17 Oktober 2022.

Begitupun cabang-cabang lainnya, dilaksanakan dengan waktu yang sama, serta seluruhnya dapat disaksikan oleh masyarakat melalui siaran langsung pada channel youtube MTQ Kalsel.