Liputan6.com, Gorontalo - Pengusaha asal Malaysia bakal merealisasikan investasi dalam pengembangan komoditas jagung dari Provinsi Gorontalo. Hal itu dikemukakan Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer usai menerima General Manajer Tan Lan, Tan Mee Yeow di ruang kerja Kantor Gubernuran, Rabu (19/10/2022).
Tan Lan merupakan bagian dari perusahaan Tan Lan Holdings. Selain kehadiran Tan Mee Yeow, ada juga Dato Suhaimi Ibrahim dari Koperasi Belia Nasional Berhad, Malaysia yang bergerak di berbagai bidang termasuk pertanian.
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo berupaya menarik investasi sebesar-besarnya ke daerah. Selain karena kondisi fiskal Gorontalo yang kecil, potensi pertanian khususnya jagung belum banyak tersentuh oleh perusahaan berskala besar.
“Ini juga sesuai dengan arahan Bapak Presiden, jadi harus diberikan kesempatan pihak ketiga (investor) untuk bisa bekerja sama di daerah dan jangan membuat rantai birokrasi yang terlalu ribet. Makanya, tadi kami rapat komprehensif dengan instansi terkait sehingga kita mau kerjasamanya,” kata Hamka.
Rencana investasi perusahaan asal Malaysia ini didahului dengan surat yang dilayangkan ke Pemprov Gorontalo. Tan Lan tertarik dengan Jagung Gorontalo untuk diekspor menjadi pakan ternak. Pemprov ingin memfasilitasi pihak investor dengan penyedia jagung lokal.
“Makanya kami kalau soal kebijakan pasti kami kawal dan kita berikan kemudahan. Besok kita akan bawa pihak malaysia ini untuk meninjau pabrik atau kilang, sekaligus mereka akan melihat berapa potensi jagung yang tersedia,” tuturnya.
“Kami berharap akan terjadi kerjasama, sehingga kita bisa membantu petani. Ketersediaan jagung kita sudah overstock sementara sebentar lagi memasuki musim panen,” ungkapnya.
Hamka berharap dalam waktu dekat akan segera terwujud nota kerjasama untuk memastikan pengiriman jagung dan ketersediaan stok. Pihak Tan Lan diklaim membutuhkan 50 ribu hingga 70 ribu ton sekali kirim dan berkelanjutan selama setahun.
“Makanya tadi di rapat kita minta supaya ada suratnya dulu yang dikasih ke kita bahwa mereka minat untuk pengiriman jagung dari sini, sehingga kita bisa lapor ke Kementerian Pertanian bahwa ada kuota tambahan,” imbuhnya.
“Mereka kan minta jadi harus ada jaminan surat itu. Jadi peran pemerintah di sini adalah kami memediasi dan kalau ada kebijakan birokrasi yang lambat kita akan komunikasikan,” ia menandaskan.