Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian dari proses dan tujuan dalam pembangunan nasional. Di waktu yang bersamaan, Indonesia juga di hadapi tantangan untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kesejahteraan maka konsep pembangunan harus bertumpu pada manusia dan masyarakatnya.
“Kualitas SDM harus dibangun bersama-sama,” kata Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dan peresmian gedung layanan perpustakaan umum Kabupaten Musi Rawas, Jumat (21/10/2022).
Syarif mengatakan, sejumlah hal tentu menjadi prioritas utama dalam pembangunan SDM, di antaranya aspek yang berelevansi dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
Advertisement
“Akselerasi layanan perpustakaan tidak sekadar pada layanan fisik, namun juga pada layanan yang mendorong masyarakat untuk berpikir dan berperilaku intelektual. Masyarakat yang cerdas berkorelasi lurus dengan kesejahteraan. Dan tidak ada perubahan manusia tanpa membaca,” tambah Syarif Bando.
Peresmian gedung baru layanan perpustakaan umum Kabuoateb Musi Rawas bersama Bupati Musi Rawas Ratna Machmud diharapkan tidak hanya kegiatan seremonial.
“Masyarakat Musi Rawas harus menjadikan perpustakaan sebagai monumen peradaban,” imbuh Anggota Komisi X DPR RI Mustafa Kamal.
Mustafa mengakui, Perpusnas merupakan salah satu mitra kerja legislatif yang tetap memberikan program efektif dan sarat akselerasi, meski anggaran yang di alokasikan sedikit.
“Keberhasilan ini tentu membanggakan, dan Komisi X DPR RI dengan fungsi advokasinya akan mendukung peningkatan anggaran perpustakaan dan budaya literasi di seluruh daerah,” tambah Mustafa.
Pemerintah provinsi Sumatera Selatan sejak 2019 telah menerima sebanyak Rp 63.985.810.300 sebagai bantuan/stimulan yang digelontorkan Perpusnas melalui program dana alokasi khusus (DAK) pembangunan gedung, perluasan, dan kebutuhan perangkat TIK.
Melihat manfaat dari program yang ditelurkan Perpusnas, Pemprov Sumsel juga mengadakan replikasi, seperti program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial dan bantuan pojok baca kepada 17 kabupaten/kota yang berada di Sumsel.
“Harapan kami tentu sama. Sederet program bantuan tersebut mampu memperbaiki kualitas kegemaran membaca dan indeks peningkatan literasi masyarakat, termasuk di Musi Rawas,“ kata Kepala Dinas Perpustakaan Sumsel Fitriana.
Pengembangan Literasi Digital
Di era teknologi 4.0 dan society 5.0, masyarakat mau tidak mau harus menguasai literasi baru, seperti literasi data dan literasi teknologi. Generasi milenial sebagai pihak yang akan menjadi mayoritas penduduk Indonesia pada 5-10 tahun mendatang juga harus menyiapkan diri menghadapi era tersebut.
“Faktanya, hanya 6 dari 32 perusahaan industri teknologi berkaliber internasional yang memperkerjakan tenaga kerja yang berusia di atas 35 tahun,” ungkap Rektor Universitas Musi Rawas Andy Mulyana.
Digital Leaders memerlukan SDM yang kompetitif dan adaptif. Di masa mendatang, banyak muncul peluang bisnis berbasis digital, industri kreatif, dan freelancer. Transformasi perpustakaan yang selama ini melekat dengan buku mulai dikenal sebagai pusat ilmu, pusat budaya, dan pengetahuan.
Pun dengan akses terhadap perpustakaan dan koleksi elektronik yang kini lebih baik. Digitalisasi memegang andil dari transformasi yang dilakukan perpustakaan.
“Tentu kita tidak bisa menggantungkan kepada proses analog secara terus menerus,” beber Bapak Literasi Musi Rawas Riza Novianto Gustam.
Bahkan, secara khusus perpustakaan di Musi Rawas sudah dirancang susun pengembangan literasi digital. Di mulai dari grand design pengembangan infrastruktur teknologi informasi, lalu dilanjutkan dengan pengembangan aplikasi dan platform serta sarana prasarana perpustakaan digital. Dan di tahap berikutnya dilakukan integrasi sistem.
“Yang pasti ekosistem digital tidak akan berhasil tanpa support infrastruktur digital,” pungkas Riza.
Advertisement