Sukses

Profil Jeka Saragih 'Si Tendangan Maut', Petarung Asal Simalungun Siap ke UFC

Kemenangan atas Ki Won-bin itu membuat Jeka Saragih berpeluang besar teken kontrak dengan salah satu promotor besar di ajang olahraga Mixed Martial Art (MMA).

Liputan6.com, Bandung - Jeka Asparido Saragih atau lebih akrab dengan panggilan Jeka Saragih, petarung asal Simalungun, Sumatera Utara mencatatkan kemenangan melawan atas wakil Korea Selatan Ki Won-bin pada laga semifinal Road to UFC, Minggu (23/10/2022).

Jeka Saragih menyelesaikan laga tiga ronde lima menit tersebut dengan kock out pada ronde satu.

Kemenangan atas Ki Won-bin itu membuat Jeka berpeluang besar teken kontrak dengan salah satu promotor besar di ajang olahraga Mixed Martial Art (MMA).

Praktis, Jeka akan menjadi orang Indonesia pertama yang berlaga di tempat yang sama seperti atlet-atlet MMA kelas dunia bertarung seperti Kamaru Usman, Israel Adesanya, Islam Makhachev, dan idola Jeka sendiri yakni Conor McGregor.

Bertarung di Crowne Plaza, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Jeka Saragih tampil beringas dan sukses mendaratkan pukulan keras ke rahang kiri Ki Won-bin di ronde pertama.

Petarung Korsel yang sudah terjatuh di kanvas masih mendapat pukulan bertubi-tubi dari Jeka. Melihat lawannya sudah tak berdaya, wasit pun segera menghentikan pertandingan dan menyatakan Jeka menang KO.

Road to UFC merupakan ajang pertarungan bagi para atlet MMA asal Asia. Mereka beradu kekuatan di dalam octagon demi mendapatkan kontrak di Ultimate Fighting Champonship (UFC).

Lantas, siapa Jeka Saragih? Berikut Profilnya.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Mola Sport (@mola.sport)

2 dari 3 halaman

Julukan

Jeka Saragih adalah petarung asal Simalungun, Sumatera Utara. Ia dikenal lewat gaya bertarungnya yang selalu memukau. Bahkan, Jeka Saragih punya julukan "Si Tendangan Maut".

Jeka yang berasal dari suku Batak ini punya masa muda sebagai seorang petani. Terlihat lewat unggahan foto Instagram pribadinya, pada (24/8/2022) lalu menunjukkan Jeka berpose di tumpukan dedaunan di kebun.

Berlatar belakang seorang yang tinggal di desa, tak membuat Jeka Saragih berkecil hati. Bahkan, kondisi perekonomian menengah ke bawah menjadikannya semakin termotivasi untuk menjadi seorang petarung MMA terbaik.

"Rasa kepuasan membuat orang miskin adalah seorang yang kaya, sementara rasa ketidakpuasan membuat orang-orang kaya menjadi seorang yang miskin," tulis Jeka Saragih dalam unggahan fotonya saat di kebun.

3 dari 3 halaman

Berawal dari Wushu

Jeka Saragih lahir pada 3 Juli 1995. Dia memulai karier bela dirinya sejak 2013. Saat itu, dia mengawali seni pertarungannya dengan bela diri Wushu. Jeka pun berhasil menang di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) yang digelar di Yogyakarta saat itu.

Jeka kemudian dipercaya tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) mewakili Sumatera Utara pada 2015. Namun, sosoknya mulai dikenal ketika dia berhasil menjadi juara di MMA kelas 70 kg pada 2017 lalu.

Jeka Saragih sukses mengalahkan Ngapdi Mulidy. Namanya pun kian tersohor ketika dipercaya membawa api obor Asian Games 2018 keliling Sumatera Utara.

Jeka sebenarnya telah memulai karier pertarungan internasionalnya sejak 2013. Kala itu, dia mentas di Filipina dan belum berhasil menang.

Selain itu, ia pernah menjadi buruh galangan kapal di salah satu perusahaan PT SMOE. Dia bahkan sempat dilarang oleh orangtuanya menekuni dunia tarung bebas.

Jeka merupakan atlet MMA Indonesia pertama yang bisa menembus semifinal Road to UFC. Jeka meraih satu kemenangan di Singapura pada Juni silam. Dia memukul KO atlet India, Pawaan Maan.