Sukses

Tragedi KM Cantika Express 77 di Pulau Timor, Jumlah Korban dan Kronologi Kejadian

Penumpang KM Cantika Express 77 yang dievakuasi terdiri dari 312 orang selamat, sedangkan 18 orang lainnya meninggal dunia.

 

Liputan6.com, Kupang - Sebanyak 320 orang dievakuasi dari tragedi kebakaran KM Cantika Express 77 di perairan Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang I Putu Sudayana, Rabu (26/10/2022) menyebutkan, korban yang dievakuasi terdiri dari 312 orang selamat, sedangkan 18 orang meninggal dunia.

Sudayana menjelaskan, proses evakuasi sudah berlangsung setelah kejadian kebakaran KM Cantika Express 77 pada Senin (24/10/2022) dan masih berlangsung hingga saat ini. Sesuai dengan aturan yang ada, katanya, proses pencarian dan penyelamatan korban akan dilakukan selama 7 hari.

"Dinamika yang terjadi di lapangan akan kami evaluasi setiap hari bersama tim SAR gabungan baik dari BPBD NTT, TNI-Polri, termasuk nelayan," katanya.

Sementara itu, area pencarian dan penyelamatan korban berubah setiap hari sesuai dengan peta SAR yang ada yang disesuaikan dengan arah angin atau arah arus laut.

Saat ini, arah angin mengarah ke barat dan tiga korban yang ditemukan pada Selasa (25/10/2022) sekitar 5 mil arah barat dari lokasi kejadian.

Sudayana menambahkan ketika ada penemuan korban, pihaknya langsung menginformasikan ke pihak terkait sehingga tidak ada data yang tidak jelas.

"Kami melakukan validasi data dua kali sehari sehingga datanya sangat jelas," katanya.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Kronologi Kejadian

Sebelumnya pada Senin (24/10/2022), KM Cantika Express 77 berangkat dari Pelabuhan Tenau Kupang pada pukul 13.30 Wita. Dalam perjalanan di sekitar perairan Kupang yakni di antara Pulau Kera dan Pulau Timor, tepatnya di perairan Naikliu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) kapal tersebut dilaporkan terbakar.

Laporan Kapal Cantika 77 terbakar itu diperoleh dari Basarnas Kupang, dan langsung mengirim personel saat kejadian. Diketahui  KM Cantika Express 77 merupakan moda transportasi laut bagi warga di NTT yang selalu dipadati penumpang.