Liputan6.com, Medan - Na niura merupakan salah satu kuliner Batak, Sumatra Utara. Kuliner khas ini kerap dijuluki sebagai sashimi khas Indonesia, sebab sajian ini berupa ikan mentah sama seperti kuliner asal Jepang tersebut.
Bedanya sashimi disantap polos tanpa bumbu, sementara na niura kian nikmat diolah dengan bumbu khas Batak. Dikutip dari jurnal berjudul "Variasi, Keunikan dan Ragam Makanan Adat Etnis Batak Toba" (2014) oleh Ashar Hasairin, na niura diolah tanpa digoreng, direbus, maupun dibakar.
Ikan segar yang biasanya digunakan untuk membuat na niura adalah ikan mas, gabus, dan mujair. Cara mengolahnya cukup sederhana, meskipun harus berhati-hati agar proses 'pematangan' tak gagal dan busuk.
Advertisement
Baca Juga
Ikan yang digunakan biasanya ikan mas mentah atau yang disebut dekke, dibersihkan duri dan lendirnya terlebih dahulu. Ikan kemudian dimatangkan dengan cara direndam dalam air jeruk purut sehingga rasa dan aroma amisnya hilang.
Ikan segar ini kemudian dilumuri bumbu dan asam Batak. Bumbunya juga ditambah andaliman, jeruk, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, kacang tanah, kunyit, bunga rias atau batang kecombrang yang lebih dulu digiling halus.
Cita rasa na niura dikenal sangat lezat, perpaduan rasa asam, pedas dan pedas yang komplit. Walaupun tidak sepopuler menu Arsik yang ada di seluruh rumah makan khususnya khas Batak, namun Na Niura selalu tersaji pada saat acara Bona Taon para marga Batak.
Menariknya, kuliner Na Niura ini juga dipercaya menjadi hidangan bagi para raja Batak di Tapanuli. Bahkan, hanya koki ataupun juru masak kerajaan yang boleh memasak hidangan ini.