Sukses

4 Wisata di Palembang yang Wajib Dikunjungi, Ada Sentra Kampung Pempek Juga

Ada empat wisata di Palembang yang wajib dikunjungi, mulai dari wisata religi, heritage hingga wisata kuliner.

Liputan6.com, Palembang - Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi salah satu kota tertua di Indonesia. Kota Palembang juga masuk dalam peradaban Kesultanan Palembang Darussalam, yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.

Bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Palembang, jangan berharap bisa menemukan wisata alamnya. Namun jika ingin berwisata kuliner, religi dan heritage, Palembang menjadi pilihan yang tepat.

Liputan6.com merangkum empat wisata di Kota Palembang, yang mudah diakses dan berada di tengah perkotaan.

Jembatan Ampera

Jembatan Ampera tampak begitu mempesona saat malam tiba, Palembang. Foto diambil pada Sabtu (24/1/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Siapa yang tidak tahu dengan Jembatan Ampera. Salah satu ikon Kota Palembang ini dibangun untuk menyambung kawasan Seberang Ilir dan Seberang Ulu Kota Palembang Sumsel.

Jembatan Ampera yang identik dengan warna merah, awalnya bernama Jembatan Bung Karno, yang diresmikan tahun 1965 oleh Presiden Sukarno. Karena ada pergejolakan anti-Soekarno, nama jembatan ini diubah menjadi Jembatan Amanat Perjuangan Rakyat (Ampera) pada 1966.

Jembatan yang menjadi jembatan terpanjang se-Asia Tenggara pada masanya itu, dibangun di atas Sungai Musi. Kini, Jembatan Ampera semakin cantik jika dilihat pada malam hari, dengan lampu warna-warni yang bisa jelas dilihat dari pelataran Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Masjid Agung

Setelah turun dari Jembatan Ampera, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan masjid megah yang berada di tengah jalan.

Masjid yang awalnya bernama Masjid Sultan, dibangun di masa Kesultanan Palembang Darussalam, di bawah kepemimpinan SMB I Jaya Wikramo di abad ke-18.

Proses pembangunan masjid tertua di Palembang ini, membutuhkan waktu 10 tahun lamanya, mulai dari tahun 1738 hingga 1748.

Masjid yang sudah dirombak beberapa kali hingga kini terlihat cantik, berada di Jalan Jendral Sudirman Kelurahan 19 Ilir Palembang Sumsel.

 

3 dari 6 halaman

Museum Monpera

Museum Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), berada di Jalan Merdeka Kelurahan 19 Ilir Palembang, tepat di seberang Masjid Agung Palembang.

Museum ini diresmikan tanggal 23 Februari 1988 oleh Menko Kesra Alamsyah Ratu Prawiranegara.

Ada 368 unit koleksi sejarah yang berkaitan dengan peristiwa perjuangan warga Palembang, saat menghadapi agresi militer Belanda II. Mulai dari pistol, juki kanju, fiat, teki, danto, meriam sunan, meriam kecepek, dan lainnya.

Para pengunjung bisa menaiki beberapa lantai di Museum Monpera Palembang. Di pelataran Museum Monpera sendiri, menjadi lokasi yang instagramable untuk swafoto.

4 dari 6 halaman

Sentra Kampung Pempek

Setelah berwisata ke tiga tempat itu, kamu bisa mengisi perut yang lapar ke Sentra Kampung Pempek yang berada di Jalan Merdeka Kelurahan 24 Ilir Palembang.

Di sana, ada banyak jenis pempek Palembang yang disajikan, mulai dari pempek lenjer, pempek telur, pempek adaan hingga pempek kapal selam. Harganya juga merakyat, mulai dari Rp 800–Rp 2.000 per pc.

Tak hanya pempek, ada juga kudapan nikmat lainnya yang menjadi ciri khas Kota Palembang. Seperti kemplang dan kerupuk Palembang, laksan, burgo, celimpungan, dan kuliner lainnya.

 

5 dari 6 halaman

Bulan Mutu Nasional

Pada Oktober 2022 lalu, Badan Standarisasi Nasional (BSN) menggelar Bulan Mutu Nasional 2022 yang diselenggarakan di Kota Palembang. Kegiatan tersebut menjadi langkah pemerintah, untuk mendorong peningkatan pariwisata di Sumsel, khususnya di Kota Palembang agar lebih berstandardisasi.

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S Achmad mengatakan, pandemi COVID-19 memunculkan berbagai aturan-aturan yang ketat, guna mencegah penularan COVID-19 yang lebih luas.

Dengan penanganan dan kerjasama yang baik dari masyarakat dan pemerintah, aturan-aturan tersebut dilonggarkan, yang menggairahkan kembali sekor pariwisata.

“Penerapan standardisasi tidak hanya menjamin kualitas layanan, namun juga memberikan rasa aman pada wisatawan. Wisatawan tak hanya puas berkunjung namun dari sisi keselamatan dan kesehatan wisatawan juga terjamin,” katanya.

BSN sudah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9042:2021 Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan Tempat Penyelenggaraan dan Pendukung Kegiatan Pariwisata (CHSE).

 

6 dari 6 halaman

UMKM Sumsel

Untuk mendukung pariwisata Indonesia semakin meningkat dan berdaya saing, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memfasilitasi 800 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di seluruh Indonesia.

Terutama untuk mendapatkan sertifikasi SNI Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE) sepanjang 2022.

Bahkan, kehadiran Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Sumsel sejak tahun 2017 hingga saat ini, menjadi salah satu bukti komitmen itu.

“KLT BSN Sumsel juga telah membina sebanyak 91 UMKM di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan 36 UMKM telah mendapatkan sertifikat SNI,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.