Sukses

Kampung Angus, Saksi Bisu Kedatangan Kapal Perang Kerajaan Inggris di Sambas

Pada 24 Juli 1812, kapal perang East Indie Company milik Kerajaan Inggris datang menyerang Kesultanan Sambas.

Liputan6.com, Sambas - Kecamatan Sambas, Kalimantan Barat, merupakan wilayah yang luas dan terkenal dengan kekayaan budaya, salah satunya tentang cerita rakyatnya. Cerita rakyat merupakan bagian dari dongeng yang berhasil direkam dari para informan.

Dalam penulisannya, cerita rakyat biasanya sudah mengalami penyuntingan, baik dalam hal gaya bahasa maupun kalimatnya. Kehadiran cerita rakyat dinilai dapat membantu pemerintah untuk melestarikan salah satu hasil kebudayaan di suatu wilayah.

Melalui cerita rakyat pula asal usul suatu daerah pun dapat diketahui dari generasi ke generasi melalui literatur. Segala cerita tersebut pun akan senantiasa tersimpan dan tak akan hilang ditelan zaman.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, di depan Istana Sultan Sambas yang berseberangan dengan Kampung Dalam Kaum, terdapat sebuah kampung yang disebut Kampung Angus. Pada 24 Juli 1812, kapal perang East Indie Company milik Kerajaan Inggris datang menyerang Kesultanan Sambas.

Pada saat itu, Sultan Sambas baru pergi ke Serawak, tetapi tetap dilawan oleh rakyat Sambas yang dipimpin oleh Pangeran Muda. Karena ada perlawanan yang tangguh, pasukan dari Inggris pun menjalankan siasat perang dengan mencari mata-mata dari orang Sambas.

Perang pun tak bisa dihindari. Namun, pasukan Inggris sudah mengetahui kelemahan pasukan Sambas.

Kemudian pasukan Inggris memiliki rencana membakar kampung yang terletak di seberang Istana Kesultana Sambas. Akhirnya, pasukan Inggris berhasil membakar atau membumihanguskan kampung tersebut.

Karena kejadian tersebut, Sultan Sambas akhirnya memberi nama kampung tersebut dengan nama Kampung Angus. Cerita mengenai asal mula Kampung Angus tercatat dalam Warisan Budaya Tak Benda sejak 2010 sebagai tradisi dan ekspresi lisan.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini: