Liputan6.com, Bandung - Fenomena alam merupakan kebesaran Tuhan. Di antaranya adalah munculnya gerhana baik matahari atau gerhana bulan.
Baca Juga
Advertisement
Gerhana Bulan atau yang disebut juga dengan khusuful qamar adalah fenomena alam yang terjadi saat posisi bulan dan matahari sejajar dengan bumi. Maka dari itu, sebagai muslim dianjurkan melakukan salat gerhana, baik melihat atau sekedar mengetahui saja.
Sebagai muslim, kita dianjurkan untuk salat gerhana sebagai bentuk ibadah dan pendekatan kepada Allah SWT. Karena, salat ini dilakukan sebagai kepercayaan dan bukti iman atas kekuasaan Allah.
Sekaligus untuk mengingatkan manusia akan tanda-tanda hari kiamat, sebagaimana hadis berbunyi:
حَدَّثَنَا أَبُو الوَلِيْد قَالَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عِلَاقَةِ قَالَ سَمِعْتُ الْمُغِيْرَةُ بْنِ شُعْبَةِ يَقُوْلُ اِنْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ اِنْكَسَفَتْ لِمَوْتِ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَأَيَتَانِ مِنْ أَيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُواهُمَا فَادْعُوا اللهِ وَصَلّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami, Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidan berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin 'Ilaqah, dia berkata: "Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu'bah berkata, "Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim."
Ingat untuk Selalu Berdoa
Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, makan berdoalah kepada Allah SWT dan dirikan shalat hingga (matahari) kembali tampak." (diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
Dengan adanya fenomena alam ini, kita diingatkan untuk senantiasa berharap dan berdoa kepada Allah SWT. Apapun yang terjadi adalah kuasanya yang tidak bisa kendalikan. Maka, bertasbihlah memuji namaNya.
Advertisement
Mengingatkan Kita Kembali Bersedekah
Setelah melaksanakan salat gerhana bulan, imam akan menyampaikan khutbah kepada para jamaah untuk bersedekah, dilanjutkan berzikir dengan shalawat, tasbih, tahmid, dan tahlil.
Bersedekah di waktu yang lapang maupun sempit akan membantu kita merasa cukup dan percaya bahwa Allah SWT yang mencukupi segala kebutuhan kita.
Setelah memahami alasan-alasan tersebut, berikut tata cara salat gerhana bulan:
Tata Cara Salat Gerhana Bulan
- Berniat di dalam hati
- Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa
- Membaca do'a iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: "Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana."(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
- Kemudian ruku sambil memanjangkan bacaannya
- Kemudian bangkit dari ruku (i'tidal) sambil mengucapkan 'Sami'allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd'
- Setelah i'tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang, berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama
- Kemudian ruku kembali (ruku kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya
- Selanjutnya, bangkit dari ruku (i'tidal)
- Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali
- Selanjutnya, bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua. Rakaat kedua ini dilaksanakan sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya
- Salam
(Fathia Uqimul Haq)
Advertisement