Sukses

Lurah Bolos Saat Rakor Bicarakan Warga Miskin, Wakil Bupati Bonebol Merlan Uloli Murka

Merlan menilai rapat kordinasi itu menjadi penting untuk menentukan langkah strategis yang akan diambi dalam hal pengentasan kemiskinan di Bonebol.

Liputan6.com, Gorontalo - Wakil Bupati Bone Bolango (Bonebol), Gorontalo, Merlan Uloli murka. Pasalnya pelaksana rapat kordinasi yang ditugaskan menyiapkan data warga miskin tidak hadir alias bolos. Rapat kordinasi yang seharusnya digelar Rabu (9/11/2022) itu menjadi penting karena menentukan strategi ke depan dalam menanggulangi permasalahan kemiskinan di Bonebol.

Ketidakhadiran pelaksana rapat kordinasi membuat Merlan geram, apalagi aja oknum lurah yang tidak hadir dalam rapat kordinasi tersebut.

"Lurah Tumbihe mana? Tidak ada? Tolong ditelepon," kata Merlan Uloli dengan nada kesal.

Merlan mempertanyakan, bagaimana caranya menyelesaikan soal kemiskinan, kalau pemimpin di kelurahan saja tidak hadir. Tentu ini merupakan kesalahan yang fatal dilakukan seorang pemimpin.

"Kalau tidak hadir dalam rapat. Bagaimana bisa menurunkan angka kemiskinan?” katanya.

Merlan menegaskan, pemda saat ini punya komitmen bisa menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Bonebol. Rapat kordinasi ini menjadi penting untuk menyusun langkah strategis yang bakal diambil.

"Intervensi kemiskinan kita tidak akan pernah tepat sasaran kalau data kita tidak akurat. Data tidak pernah kita buka, tidak pernah validasi," ujarnya.

Merlan kembali menegaskan, Pemda Bonebol bekerja dengan data. Itulah mengapa saat ini masing-masing kecamatan diberikan data kemiskinan di Bonebol yang mencapai 16.30 persen. Data ini jangan disimpan, akan tetapi dilakukan intervensi.

"Mana warga yang tidak punya pekerjaan, mana rumah warga yang tidak punya jamban dan lain sebagainya. Saya berharap mulai sekarang semua program harus berdampak pada penurunan angka kemiskinan," katanya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam sepuluh tahun terakhir, angka kemiskinan di Kabupaten Bone Bolango turun sebesar 1,52 persen. Pada 2010 angka kemiskinan sebesar 17,64 persen, sedangan pada 2019 hingga kini sebesar 16,30 persen.