Liputan6.com, Polewali Mandar - Isu lingkungan menjadi agenda utama dalam kegiatan 'Snorclean' yang mengambil tema 'Menyelam Bersama, Bersihkan Laut". Kegiatan itu digagas oleh Komunitas Laut Biru di Kawasan Wisata Pantai Labuang, Desa Laliko, Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar, Rabu (09/11/22).
Dalam kegiatan ini Komunitas Laut Biru menggandeng Pemkab Polewali Mandar utamanya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga. Kegiatan ini juga turut dihadiri Pemprov Sulawesi Barat yang diharapkan mampu memberi dukungan terhadap upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan di objek wisata.
Ketua Panitia Snorclean, Imam Saleh Rudianto mengatakan, kegiatan ini memiliki tiga program utama yang berbasis peduli lingkungan. Mulai dari workshop produk lokal, cerita inspirasi mengenai lingkungan dan pariwisata hingga gerakan membersihkan pantai.
Advertisement
"Kami berharap masyarakat bisa sadar dan berpartisipasi aktif dalam mendukung program pemerintah yang berhubungan dengan perlindungan dan pelestarian lingkungan utamanya laut dan pesisir," kata Imam.
Imam juga berharap setelah kegiatan ini akan memunculkan dampak positif berupa pariwisata berkelanjutan. Dimana nantinya, wisatawan yang berkunjung lokasi wisata akan berusaha untuk memberi dampak positif terhadap lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi.
"Yang terpenting adalah agar terwujudnya sapta pesona pada objek-objek wisata, yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan," harap Iman.
Sedangkan, Pj Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik sangat mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Komunitas Laut Biru ini. Menurutnya, sudah ada konsep kolaborasi dalam kegiatan ini dengan melibatkan pemerintah setempat dalam upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan objek wisata.
"Ini even bagus, saya lihat sudah ada kolaborasi, ini suatu awal yang bagus. Saya selalu mengatakan kuncinya adalah kolaborasi, kita tidak bisa sendiri. Jadi apresiasi untuk acaranya," kata Akmal.
Akmal juga memberikan tantangan bagi Komunitas Laut Biru bersama pemerintah setempat untuk lebih melindungi dan melestarikan lingkungan objek wisata. Dia ingin, tidak ada lagi pelibatan limbah atau sampah plastik dalam pengelolaan objek wisata agar lebih optimal dalam melindungi dan melestarikan lingkungan wisata.
"Kalau kita ingin membersihkan lingkungan, kita harus stop menggunakan plastik. Kalau masih minum minuman yang memakai kemasan plastik, sampai kapan pun lingkungan kita tidak akan bersih," tegas Akmal.
Akmal mencontohkan, upaya untuk tidak bersentuhan dengan limbah plastik sudah dia lakukan mulai dari rumah jabatannya. Dimana, dia tidak lagi mengizinkan pengadaan minuman yang menggunakan botol plastik dan lebih menyarankan penggunaan tumbler yang dapat digunakan berkali-kali agar tidak menghasilkan limbah plastik.
"Saya harap hal itu juga diterapkan di Pantai Labuang. Saya minta agar pak desa bisa memulai, buatlah desa ini bebas plastik dengan membuat peraturan kepala desa," seru Akmal.
Akmal juga menyarankan, agar pengelola Wisata Pantai Labuang yang sempat menjadi objek wisata populer di tahun 80an itu menggelar lebih banyak even. Tentunya even itu bertujuan untuk kembali menggairahkan wisatawan berkunjung ke Pantai Labuang.
"Seluruh pihak pun harus berkolaborasi untuk itu. Saya juga mengajak untuk melibatkan anak sekolah mulai dari PAUD hingga SMA dalam even yang dilaksanakan. Pantai Labuang ini memiliki potensi yang luar biasa," tutup Akmal.