Sukses

Sejarah Lontong Roomo, Kuliner Legendaris Zaman Sunan Giri Gresik

Ciri khas dari nasi atau lontong roomo ini adalah bungkus yang terbuat dari daun pisang yang dipincuk menggunakan batang lidi

Liputan6.com, Jakarta - Gresik merupakan satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Timur yang dikenal dengan kota wali Sunan Giri. Bahkan, Kabupaten Gresik juga dikenal sebagai salah satu kota santri.

Namun, kali ini bukan untuk membahas sejarah mengenai penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Giri. Selain menyebarkan Islam, pada era Sunan Giri juga terdapat kuliner yang melegenda.

Bahkan, hingga saat ini kuliner tersebut masih bisa ditemukan dan dinikmati oleh pengunjung. Kuliner tersebut bernama Nasi atau Lontong Roomo.

Lontong Roomo memiliki cita rasa tersendiri bagi pengunjung yang baru pertama kali menikmatinya. Hingga akhirnya, kudapan yang satu ini menjadi kudapan khas dari Gresik.

Ciri khas dari nasi atau lontong roomo ini adalah bungkus yang terbuat dari daun pisang yang dipincuk menggunakan batang lidi. Bukan hanya itu, secara bahan yang digunakan terdiri dari nasi atau lontong dan ditimpa di atasnya dengan bubur halus yang dibumbui bawang, cabe besar, lengkuas, kunyit.

Bukan hanya itu, bayam yang direbus pun menjadi tambahan nutrisi bagi penikmatnya. Belum lagi ditambah dengan toping koya dan sambal sehingga makin menambah cita rasa di lidah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini: 

2 dari 2 halaman

Asal Usul

Siapa sangka jika kuliner yang satu ini sudah ada sejak abad ke-15 silam atau pada zaman Sunan Giri. Awalnya, terdapat seorang perempuan yang berasal dari keluarga tak mampu dan menumpahkan keluh kesahnya pada Sunan Giri.

Perempuan itu berasal dari Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Saat menyampaikan keresahannya kepada Sunan Giri, ia diminta untuk "menjual" desanya. Namun, saat itu perempuan tersebut sempat kebingungan atas saran yang diberikan oleh Sunan Giri.

Setelah beberapa lama, akhirnya perempuan itu baru tersadar jika ucapan Sunan Giri bukan "menjual" desanya. Melainkan menjual sesuatu menggunakan nama desa kediamannya.

Sampai akhirnya, perempuan tersebut meracik sebuah masakan dengan bumbu seadanya lalu terciptalah nasi atau lontong roomo yang diambil dari nama desa tempat tinggalnya.