Sukses

Dari Tanaman Obat Keluarga, Teh Herbal Warga Palembang Jadi Suvenir G20

Teh herbal olahan Jamiah, mitra binaan Kampung Pangan Inovatif Pertamina RU III Plaju Palembang, jadi suvenir G20 di Bali.

Liputan6.com, Palembang - Pekarangan rumah Jamiah (55), warga Lorong Selamet Jalan Kapten Abdullah Plaju Palembang, dihiasi beragam jenis tanaman obat keluarga (toga). Mulai dari bunga telang, rosella, bidara, sambiloto dan lainnya.

Tanaman ini juga yang menjadi obat alternatif, saat dipakai saat Jamiah sekeluarga dan warga sekitar terserang berbagai penyakit ringan. Mulai dari flu, demam, imun menurun dan penyakit lainnya. Ternyata, tanaman obat sangat ampuh sebagai obat herbal alternatif.

Jamiah mulai memikirkan peluang tanaman obat menjadi teh herbal. Apalagi dia yang juga sebagai Ketua RT 05, membuka Posyandu Melati di rumahnya di Palembang. Pasokan obat-obat alternatif bagi ibu dan anak, sangat dibutuhkan.

"Jadi saya dan suami berinisiatif untuk membuat teh herbal dari berbagai jenis tanaman obat. Kami petik, cuci, keringkan dan dipotong kecil-kecil. Yang jadi kendala, kemasan teh celupnya yang sulit didapatkan," ucapnya kepada Liputan6.com, Kamis (10/11/2022).

Di Kota Palembang, suami Jamiah tak menemukan satu pun toko yang menjual bungkusan teh celup. Akhirnya, dia beralih mencari di pasar online dan akhirnya didapatkannya dari pedagang di Pulau Jawa melalui aplikasi e-Commerce.

Dibantu Pertamina RU III Palembang, Jamiah bersama ibu-ibu di sekitar rumahnya mulai memproduksi teh herbal berbagai jenis. Seperti teh herbal bunga rosela, bunga telang, pepermint, daun bidara dan sambiloto. Teh tersebut dijualnya seharga Rp20.000 per bungkusnya.

Untuk mempermudah pengeringan bahan baku, Jamiah mendapat bantuan Solar Food Dehydrator, yang merupakan alat pengering yang mengandalkan sinar surya sebagai penghangatnya. Dia juga menggunakan penananam urbah farming, dengan hidroponik untuk tanaman pepermint yang lebih cepat tumbuh dibandingkan ditanam di tanah.

Produk teh dengan merk Jamiah Rizky Herbal yang sudah diproduksi di tahun 2020, awalnya hanya menghasilkan pendapatan sekitar Rp1 juta - Rp3 juta per bulannya. Hingga akhirnya, produknya bisa tembus even berkelas di Indonesia, yaitu rangkaian acara G20 di Nusa Dua Bali.

Teh herbalnya menjadi suvenir di rangkaian acara G20 di Nusa Dua Bali, hingga penjualannya pun melonjak drastis. Pertamina memesan 800 box suvenir, yang berisi 4 bungkus teh herbal beraneka jenis tanaman.

"Dari orderan itu, saya bisa mengantongi pemasukan hingga Rp16 Juta. Dengan menggandeng 8 orang ibu-ibu di sini, membantu saya mengemas teh herbal G20. Mulai dari situ juga, ada banyak permintaan teh herbal untuk dikirim ke berbagai daerah di Indonesia," katanya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Suvenir G20 di Bali

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju Palembang mengatakan, produk teh herbal Jamiah pernah disajikan, untuk menyambut kedatangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ke ke PT Pertamina RU III Palembang.

Karena unik dan juga merupakan produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang kreatif, tim KLHK menawarkan produk Jamiah untuk menjadi suvenir dalam rangkaian acara G20 di Bali, di akhir Oktober 2022 lalu.

Akhirnya, tim Pertamina RU III Palembang, menjadi buah tangan di acara 3rd Meeting Environment Deputies Meeting & Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) dan Joint Environment & Climate Minister Meeting (JECMM) G20, pada 29 – 31 Agustus 2022 di Nusa Dua Bali.

"Kami menyediakan teh herbal Ibu Jamiah dalam kemasan yang elegan, untuk menjadi suvenir di salah satu meeting di G20 Nusa Dua Bali. 800 box teh herbal langsung dibagikan ke para delegasi 20 negara dalam meeting itu," ucapnya.

Dia mengatakan, teh herbal Jamiah menjadi salah satu wujud kesuksesan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju.