Sukses

Repertoar Senja Endang Rukmana, Kisah Gagal Penyelamatan Usman Harun di Singapura

Endang Rukmana, veteran TNI AL menceritakan secuil kisah kegagalan misi menyelamatkan Usman dan Harun yang ditangkap Singapura.

 

Liputan6.com, Batam - Sore itu sehabis hujan, Endang Rukmana (79) duduk santai di teras rumahnya di Perumahan Otorita Batam. Meski usianya tidak muda lagi, Endang terlihat masih segar bugar dan sehat. Sambil menyeruput kopi, Liputan6.com diajak mengenang perjuangan Usman dan Harun, prajurit TNI yang paling dimusuhi orang Singapura. 

Endang pada 1964 merupakan anggota KKO (Korps Komando Operasi) berpangkat kopral. Awalnya dia diberi tugas memberi bantuan ke Riau dalam Operasi A Brigade II, setelah mendapat kabar Usman dan Harun tertangkap aparat Singapura usai peristiwa pengeboman. Endang lantas diberi menelusuri dan menyelidiki kondisi dan keberadaan teman seperjuangannya, Usman dan Harun di Singapura.

"Saya mendapat tugas ke Singapura untuk menelusuri kekuatan Singapura dan keberadaan Usman Harun," kata Endang kepada Liputan6.com, Minggu (14/11/2022).

Dengan menggunakan pakaian sipil, Endang menyamar dan berangkat menggunakan boat bermuatan kopra dan karet menuju Pelabuhan Pasir Singapura. Boat itu berangkat dari Teluk Sebung Preh Tanjung Uban sekitar pukul 23.00 WIB, namun setelah menelusuri selat di dalam gelapnya malam, tiba-tiba boat petugas Singapura yang beranggotakan sekitar 12 personel.

"Awak siapa, Haikun?" kata Endang meniru suara petugas Singapura.

Endang saat itu dengan tenang menjawab bahwa dirinya hanya semokel (penyuplai kopra dan karet, yang saat itu menjadi rempah yang menjadi primadona). Endang Rukmana di hadapan petugas Singapura mengaku bernama Endang Mutar. Petugas Singapura yang curiga kemudian memeriksa boat yang ditumpangi Endang bersama empat orang lainnya. Mereka menggeledah semua bagian boat, termasuk barang dan bahkan nomor lambung boat.

"Sekitar pukul 02.30 dini hari, saya dibawa ke pos imigrasi," kata Endang.

Pagi harinya, Endang sudah tidak melihat empat orang semokel yang berangkat bersamanya. Menurut informasi semuanya sudah dibebaskan pulang kembali ke Indonesia.

Penyamaran Endang Mutar akhirnya terbongkar. Polisi Singapura dapat dengan mudah membongkar aksi penyemaran Endang Rukmana, seorang tentara KKO Indonesia. 

Dari hasil X-Ray petugas imigrasi dan polisi Singapura mencurigai bekas gelang karet di kaki Endang Rukmana.

"You tentara Indonesia?" kata Endang menirukan suara polisi Singapura. Saat itu Endang masih mengaku hanya sebagai semokel bersama 4 orang kawannya.

Namun pengakuan Endang langsung dibalas dengan pukulan gagang senapan polisi Singapura. Saat itu Endang roboh dan tak sadarkan diri. Dirinya kemudian dirawat semala 3 bulan di rumah sakit Singapura dan berstatus tawanan perang.

 

2 dari 2 halaman

Misi Gagal

Endang dinyatakan gagal menjalankan misinya mencari tahu tentang keberadaan Usman dan Harun di Singapura. Pada saat yang bersamaan, pemerintah Indonesia dan Malaysia mengakhiri masa kronfortasi, yang kemudian kedua negara saling menukar tawanan perang. Saat itulah Endang bersama tawanan perang yang lain dijemput pemerintah Indonesia di Bandara Changi.

Setelah peristiwa itu, Endang Rukmana alias Endang Mutar dikembalikan ke kekesatuanya di Surabaya, hingga purna tugas pada 1974. Setelah pensiun, Endang memilih menetap di Pulau Batam.

Endang Rukman merupakan salah seorang prajurit TNI kelahiran Bandung, direkrut TNI AL pada 1962 untuk Sukarelawan Perang pada Masa Pembebasan Papua Barat. Kemudian pada 1963 dipindahtugaskan ke Singkawang, Kalimantan Barat, dan dipindah lagi ke Riau pada kurun waktu 1963-1964.

Â