Liputan6.com, Bandung - Sejumlah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dikabarkan terjerat pinjaman online alias pinjol. Mendapat kabar tersebut, pihak rektorat IPB segera melakukan sejumlah langkah.
Baca Juga
Advertisement
Rektor IPB Arif Satria saat dikonfirmasi mengenai kabar ratusan mahasiswa dan mahasiswinya diduga terjerat pinjaman online untuk usaha penjualan online, menyampaikan pihak kampus telah mempelajari kasus ini dan telah mengambil langkah cepat untuk menangani kasus tersebut.
"Pertama, membuka posko pengaduan. Kedua, memilah-milah tipe kasus yang ada. Saat ini sedang kami petakan tipe masalahnya," kata Arif dikutip dari Antara, Selasa (15/11/2022).
Arif menuturkan, pihak IPB juga mempersiapkan bantuan hukum untuk mahasiswa yang tertipu usaha online dalam kasus pinjaman online ini. Kemudian yang keempat, IPB akan melakukan upaya peningkatan literasi keuangan untuk para mahasiswa.
Arif menjelaskan, IPB pun sedang dalam komunikasi dengan para mahasiswi dan mahasiswa yang diduga terjerat kasus pinjol ini.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi IPB University Yatri Indah Kusumastuti menyatakan sangat prihatin mendapati kabar tersebut.
"Saat ini melalui para wakil dekan kami sedang mengumpulkan data dan melakukan crosscheck serta mendalami informasi yang kami peroleh," katanya.
Â
Didatangi ke Rumah
Sejumlah mahasiswa yang terjerat pinjaman online hingga didatangi penagih utang ke rumahnya, karena penagihan utangnya berkisar Rp3-Rp13 juta untuk penjualan online yang ternyata tidak menguntungkan.
Diketahui, para mahasiswa diduga terpengaruh oleh kakak tingkatnya untuk masuk ke grup WhatsApp usaha penjualan online. Mereka diminta investasi ke usaha tersebut dengan keuntungan 10 persen per bulan dan meminjam modal dari pinjaman online.
Namun dalam perjalanannya, keuntungan tidak sesuai dengan cicilan yang harus dibayarkan kepada pinjaman online hingga para mahasiswa mulai resah saat ditagih debt collector dan sebagiannya kini berinisiatif melapor ke Polresta Bogor Kota.
Advertisement