Liputan6.com, Lamongan - Lamongan, Jawa Timur (Jatim) memiliki beragam destinasi wisata alam yang cukup menawan. Salah satunya ialah wisata Tanjung Kodok yang menghadap perairan Utara Pulau Jawa.
Penamaan Tanjung Kodok merujuk pada bantuan karang ditepi pantai ini yang dianggap menyerupai kodok. Pantai ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Lamongan.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut sederet fakta menarik Pantai Tanjung Kodok Lamongan, Jawa Timur.
Advertisement
Baca Juga
1. Berlokasi Strategis
Wisata Tanjung Kodok ini berlokasi di Jalan Raya Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Wisata Tanjung Kodok juga tidak jauh dari salah satu tempat wisata terkenal di Lamongan yaitu Wisata Bahari Lamongan (WBL).
Tak jarang, banyak wisatawan yang mengunjungi wisata Tanjung Kodok selepas dari WBL. Jarak wisata Tanjung Kodok dari pusat kota Lamongan kurang lebih 40 kilometer, dengan waktu tempuh selama 1 jam.
Aksesnya mudah. Wisatawan dapat menggunakan kendaraan roda dua dan empat untuk menuju wisata Lamongan ini.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Mirip Tanah Lot
2. Mirip Tanah Lot
Wisata Tanjung Kodok sering disebut sebagai Balinya Jawa Timur. Hal itu dikarenakan wisata ini memiliki panorama yang mirip dengan Tanah Lot Bali.
Di area bibir pantai terdapat bebatuan yang membentuk seperti tanah berwarna kecokelatan, kemudian pantainya berwarna kebiruan. Mirip dengan yang ada di Tanah Lot.
Banyak hal seru yang bisa dilakukan di sini. Seperti menikmati keindahan pantai, berfoto dengan latar belakang keindahan Tanjung Kodok, hingga bermain air.
Ombak di pesisir utara Jawa Timur juga tidak terlalu tinggi, jadi wisatawan dapat bermain air di bibir pantai.
3. Memiliki Beragam Wahana Air
Para wisatawan yang mengunjungi Pantai Tanjung Kodok dapat mencoba beragam wahana air yang cukup menyenangkan. Wahana permainan  yang tersedia antara lain Paus Dangdut, Space Shuttle, Jet Coaster, Ranger dan beberapa lainnya yang sangat menguji adrenalin.
Para wisatawan yang ingin menikmati permainan olah raga air, dapat membeli tiket tambahan di luar tiket masuk Wisata Bahari Lamongan (WBL). Meskipun begitu, di sekitar pantai juga ada wahana permainan yang bisa dinikmati gratis oleh para wisatawan.
4. Spot Sunset dan Sunrise Sekaligus
Tak hanya wisata pantainya yang indah, Tanjung Kodok juga menawarkan keindahan pemandangan sunrise dan sunset. Di sepanjang bibir pantai, wisatawan dapat melihat pemandangan matahari terbit dan terbenam.
Selain itu, di wisata ini juga terdapat Menara Rukyat yang biasa digunakan oleh pihak Pemerintah dan para Ulama untuk melihat hilal sebagai tanda mengawali dan mengakhiri ibadah puasa di bulan Ramadan.
Â
Advertisement
Pernah Digunakan NASA
5. Pernah Digunakan NASA
Pada tahun 1983, National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat melakukan pengamatan dan penelitian tentang Gerhana Matahari Total di Pantai Tanjung Kodok. Alasannya, karena posisi pantai ini dianggap strategis.
Pantai Tanjung Kodok memang memiliki panorama pantai dan laut yang menawan. Di lokasi  ini, wisatawan bisa menyaksikan matahari terbit dan tenggelam di tempat yang sama alias tidak perlu berpindah tempat.
6. Cerita Legenda
Pantai yang sangat terkenal sejak era Presiden Soeharto atau pada tahun 1980-an itu juga memiliki cerita legenda yang menarik untuk diketahui. Cerita legenda itu dipercaya secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Diceritakan, pada masa lalu ada seorang pemuda tampan dari daerah setempat yang jatuh hati pada gadis di pulau seberang, yakni Pulau Bawean. Gadis itu merupakan putra seorang bangsawan terhormat, sedangkan sang pria adalah nelayan dan penjual ikan.
Mereka berdua sering bertemu saat keluarga si gadis membeli ikan. Keduanya memanfaatkan saat-saat tersebut untuk memadu kasih.
Namun, harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Ayah gadis marah besar saat mengetahui putrinya berhubungan dengan seorang nelayan.
Keduanya tetap nekat memperjuangkan cinta. Mereka memilih jalan pintas, pemuda nelayan nekat menghamili putri bangsawan.
Dari pilihan itu, diharapkan restu akan datang, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Sang bangsawan tetap tidak merestui hubungan asmara anak gadisnya.
Bahkan ia menjadi sangat murka, lantas mengutuk putrinya menjadi seekor katak.