Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo terus mendorong setiap industri penghasil bahan mentah atau raw material di Indonesia mulai berkomitmen untuk memikirkan hilirisasi produk turunannya. Hilirisasi produk ini dipercaya mampu memperkuat struktur industri, menyediakan lapangan kerja, dan memberi peluang usaha di Indonesia.
Presiden juga menginginkan agar proses hilirisasi industri ini dipercepat. Hal tersebut agar dapat meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri serta membuka lapangan kerja yang lebih luas.
Industri pertambangan mengambil peran yang cukup krusial pada proses hilirisasi. Produk yang dihasilkan merupakan produk Mineral dan Batubara (Minerba) yang tergolong produk mentah. Melihat hal ini Kementerian BUMN secara strategis membentuk Holding Industri Pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Advertisement
Indonesia sangat dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, salah satunya dalam kategori minerba. Tercatat, pada tahun 2021 angka produksi timah mencapai 800 ribu ton dan menduduki peringkat ke-2 dunia, komoditas batubara 38,8 miliar ton pada Juli 2022 dan menduduki peringkat ke-7 dunia.
Sedangkan tembaga 28 juta ton pada tahun 2020, menduduki peringkat ke-7 dunia, komoditas nikel 72 juta ton sehingga menjadi terbesar ke-1 dunia, dan komoditas bauksit 1,2 miliar ton menduduki peringkat ke-6 dunia.
Salah satu upaya hilirisasi Holding Pertambangan MIND ID, diwujudkan melalui industri bisnis aluminium dan nikel yang saat ini menjadi komponen kunci dalam pengembangan industri kendaraan listrik.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir, bahwa BUMN terus melakukan industrialisasi industri mineral dan batubara untuk meningkatkan nilai industri.
“MIND ID memiliki tiga mandat dari pemerintah," kata Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso dalam keterangan tertulis.
Pertama, mengelola cadangan dan sumber daya strategis. Kedua, hilirisasi. Ketiga, memiliki kepemimpinan pasar yang diwujudkan melalui optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis.
Dalam hal ini, Hendi juga mengatakan bahwa MIND ID mendorong nilai tambah produk pertambangan aluminium dan nikel. Di mana aluminium dan nikel menjadi komponen kunci dalam pengembangan industri kendaraan listrik.
Untuk industri aluminium, MIND ID punya PT Inalum (Persero), Inalum merupakan produsen tunggal Ingot Aluminium di Indonesia Dengan kapasitas produksi hingga 250.000 ton per tahun. Melalui MIND ID, pemerintah Indonesia memiliki 100 persen saham di Inalum.
Sedangkan, untuk nikel, MIND ID punya Antam dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). INCO sendiri sahamnya telah didivestasi oleh MIND ID sebesar 20 persen. Bersama Antam, akan menjadi produser nikel nomor dua terbesar di Indonesia.
Mempercepat industri kendaraan listrik berbasis baterai saat ini menjadi salah satu solusi untuk menurunkan emisi global yang kian meningkat. Sebab kendaraan listrik merupakan alternatif transportasi ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi. Selain itu juga sebagai bentuk menambah nilai dari komoditas mentah yang dihasilkan.
"Mempercepat kehadiran industri kendaraan listrik di Indonesia sejalan sustainability pathway MIND ID dan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama pada pilar penanganan perubahan iklim," jelas Hendi.