Sukses

Diduga Terlibat Tambang Batu Hitam Ilegal, Kapolres Bonebol Dicopot

Dirinya disebut-sebut terlibat langsung dalam bisnis tambang batu hitam ilegal.

Liputan6.com, Gorontalo - Kapolres Bone Bolango (Bonebol) AKBP Emile Reisitei Hartanto akhirnya dicopot dari jabatannya usai namanya mencuat ke publik. Dia disebut-sebut terlibat langsung dalam bisnis tambang batu hitam ilegal.

Pencopotan AKBP Emile Reisitei Hartanto dari jabatanya ini berdasarkan surat perintah Kapolda Gorontalo yang dikeluarkan sejak Kamis 17 November 2022.

Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Wahyu Try Cahyono membenarkan informasi tersebut. Pencopotan Kapolres Bonebol dilakukan karena diduga terlibat dalam kasus tambang batu hitam illegal.

"Mungkin ada masyarakat bertanya apakah pencopotan itu berkaitan dengan keterlibatannya dalam tambang batu hitam? saya jelaskan, itu adalah salah satu di antaranya," kata Kombes pol Wahyu.

"Penilaian dan pertimbangan pimpinan banyak faktor, salah satunya dengan isu yang berkembang saat ini," ungkapnya.

Meski begitu, pihak polda Gorontalo belum merinci lebih dalam terkait keterlibatan oknum kapolres tersebut dalam bisnis tambang batu hitam ilegal. Namun, pencopotan Kapolres Bonebol tersebut sebagai upaya Polda untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara itu, saat ini pihak Polda Gorontalo menunjuk Kabag Binkar AKBP Abdul Haris Jakin sebagai Plt. Kapolres Bonebol. Kini AKBP Emile Reisitei Hartanto AKBP Emile informasinya akan bertugas sebagai Pamen Polda Gorontalo.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Kata Saksi Soal Keterlibatan Kapolres

Sebelumnya, nama Kapolres Bonebol mencuat saat salah satu saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) memberikan kesaksian di persidangan kasus empat Warga Negara Asing (WNA) yang kini menjadi terdakwa tambang batu hitam ilegal.

Taufik Ramdani Seban yang menjadi saksi tersebut mengaku, bahwa dirinya bisa membuktikan adanya keterlibatan Kapolres Bonebol dalam bisnis tersebut. Dalam persidangan yang berlangsung, Kamis (10/11/2022) itu, dirinya mengaku, salah seorang bernama Warsono meminta Kapolres Bonebol membelikan batu hitam.

“Awalnya Pak Warsono ini meminta kepada Kapolres Bone Bolango membelikan batu hitam, namun di tengah perjalanan, WNA bernama Mr Huang datang dan menyampaikan akan membeli batu dan harganya lebih tinggi dari pembelian Pak Kapolres,” kata Taufik Ramdani Seban.

Menurut Taufik, Mr Huang masuk dalam bisnis batu hitam tersebut dan menawarkan harga yang lebih tinggi. Mr Huang membeli batu hitam itu dengan harga Rp700 ribu per karung dari penambang.

“Sementara harga dari Pak Kapolres itu hanya Rp550 ribu per karung,” ungkap Taufik.