Sukses

Menelusuri Sukalarang, Wilayah di Sukabumi Paling Terdampak Gempa Cianjur

Kawasan Sukalarang menjadi lokasi paling terdampak gempa Cianjur di Kabupaten Sukabumi.

Liputan6.com, Sukabumi - Sehari usai gempa Cianjur, sedikitnya ada tujuh tempat pengungsian yang tersebar di wilayah Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang. Kawasan Sukalarang menjadi lokasi paling terdampak gempa Cianjur di Kabupaten Sukabumi

Kepala Desa Titisan Bambang Nur Arifin menuturkan, di desa yang dipimpinnya itu paling terdampak ada di Kedusunan Gedurhayu.

"Kurang lebih informasi kemarin yang sudah masuk 123 rumah, yang rusak ada yang ringan sama yang berat. Tapi ini masih terus bertambah ternyata, kemarin itu yang berat baru masuk 8 rumah," kata Bambang di lokasi pengungsian, Selasa (22/11/2022).

Dia menerangkan, ada tujuh tempat pengungsian yang didirikan oleh pihak unsur Kecamatan dan BPBD. Sebagian besar warga mengungsi sejak malam, karena khawatir akan terjadi gempa susulan.

"Karena mungkin trauma ya hampir semua, kurang lebih 200 KK. Mengungsi, mereka tidak berani untuk saat ini tinggal di rumah karena masih ada gempa susulan walaupun kecil masyarakat di kami lebih memilih di luar," ungkapnya.

Lebih lanjut, Desa Titisan sendiri memiliki 7 kedusunan yakni Gedurhayu, Baros, kedusunan Nyalindung, Kedung Cimanggu. Sementara Gedurhayu menjadi daerah yang paling terdampak.

"Yang jelas kemarin pas siang terjadi gempa, terus kita memberikan instruksi kadus-kadus memberi laporan ternyata titik di Gedurhayu paling parah. Kalau di bawah alhamdulillah aman cuma ada satu dua, yang parah di sini," terang dia.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Eko Endang Koswara menuturkan, sebab Kecamatan Sukalarang menjadi lokasi paling terdampak, khususnya Desa Titisan, karena titik lokasi gempa di Kabupaten Cianjur hanya berjarak sekitar 6 Kilometer.

Dengan begitu gempa juga menyebabkan dampak pada 19 kecamatan di Sukabumi, terlebih yang tersebar di wilayah utara dekat kaki gunung gede. Sejauh ini pihaknya telah mencatat sebanyak 707 rumah yang terdampak, meskipun masih dalam tahap asesmen lebih lanjut mengenai kerusakan ringan hingga berat.

"Karena jarak yang sangat berdekatan dengan Kabupaten Cianjur, jarak episentrum dari Cianjur itu kurang lebih 6 KM, sampai posisi saya ada di Desa Titisan Kecamatan Sukalarang," ungkapnya.

Selain ratusan rumah yang rusak, kerusakan juga terjadi di tujuh sekolah dan 10 sarana ibadah. Bahkan sebuah bangunan sekolah di Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi ambruk akibat gempa, sebabkan dua orang murid tertimpa reruntuhan.

 

2 dari 2 halaman

Bangunan Sekolah Ambruk Timpa Siswa

Gempa M 5,6 di Cianjur turut berdampak pada ambruknya sebuah sekolah Madrasah Diniyah (MD) Yasrodhas di Kampung Sungapan, Desa Cikembang, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (21/11) kemarin.

Sebanyak dua orang siswi menjadi korban tertimpa runtuhan bangunan, bernama Febriyani (9) dan Salsa (9). Keduanya merupakan murid kelas 4.

"Ada dua siswa yang tertimpa material ambrukan bangunan madrasah, satu mengalami luka pada dahi dan satu kakinya terjepit runtuhan dan satu guru yang juga istri saya ikut menjadi korban tertimpa reruntuhan bangunan," ujar Guru MD Yasrodhas, Muhamad Mukti Ali (32), Senin (21/22/2022).

Mukti mengungkap, saat gempa terjadi kemarin, sebagian siswa berada di luar ruangan karena kegiatan belajar mengajar belum dimulai. Sedangkan korban sedang diam di depan ruang yang ambruk itu, menunggu sekitar lima menit menuju waktu masuk kelas.

"Kejadiannya lima menit sebelum masuk. Jadi anak-anak sedang berada di halaman kelas. Siswa yang luka pada langsung dievakuasi ke Puskesmas Caringin," ungkapnya.

Sementara itu, Kapolsek Caringin, Ipda Sugiarto menerangkan, dampak gempa Cianjur akibatkan kerusakan sebanyak 32 unit rumah dari delapan desa, serta dua sekolah yakni MD Yasrodhas dan SDN Cijengkol.

"Mayoritas rumah mengalami rusak berat. Wilayah kerusakan terbanyak ada di Desa Pasir Datar Indah dan Sukamulya. Sedangkan di beberapa desa yang lain, terdapat rusak sedang hingga ringan," pungkasnya.

Kontributor Sukabumi: Fira Alfi Syahrin