Sukses

RS di Jabar Tangani Korban Gempa Cianjur, Pemprov Jamin Tak Ada Biaya dan Pungutan

Keterbatasan ruang rawat dan operasi di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur, dengan besarnya jumlah korban luka-luka membuat banyak pasien harus dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Jawa Barat.

Liputan6.com, Bandung - Keterbatasan ruang rawat dan operasi di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur, dengan besarnya jumlah korban luka-luka membuat banyak pasien harus dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Jawa Barat.

Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, fokus penanganan korban bencana gempa Cianjur saat ini diberikan kepada korban luka berat dan luka ringan agar tidak terjadi perburukan dan mengancam jiwa. 

Hal itu disampaikan Setiawan dalam rapat virtual bersama penanggung jawab rumah sakit di Kota Bandung, dan Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi, Rabu (23/11/2022).

Setiawan berterima kasih kepada pihak rumah sakit yang langsung turun tangan membantu korban bencana gempa Cianjur. Terkait pembiayaan, ia menegaskan jika seluruh biaya korban bencana akan ditanggung oleh Pemprov Jabar. 

“Terima kasih sudah langsung ditangani tanpa menanyakan biaya ke pasien. Kami Pemprov Jabar akan menanggung semua biaya. Nanti laporkan langsung ke Dinkes Jabar untuk diselesaikan,” kata Setiawan. 

Setiawan juga berharap tidak ada pungutan yang dilakukan kepada korban bencana, seperti biaya ambulans dan lainnya. 

Adapun hingga Rabu (23/11/2022), jumlah korban luka berat mencapai 574 orang dan luka ringan sebanyak 1.811 orang. Seluruh korban yang dirawat inap kini tersebar di sejumlah rumah sakit di Jabar, di antaranya Bogor, Sukabumi, Cimahi, dan Bandung. 

Sementara data meninggal dunia tercatat sebanyak 268 orang. Dari jumlah tersebut 174 orang sudah teridentifikasi.

2 dari 3 halaman

Berbagai Respons Rumah Sakit di Jabar

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Irvan Nur Fauzi menambahkan, sekitar 140 orang pasien telah dikirim ke rumah sakit di luar wilayah Cianjur terutama pasien yang memerlukan tindakan operasi sesegera mungkin. 

“Kendala di sini adalah kurangnya ruang operasi, terutama ortopedi. Kami juga memerlukan tenaga ahli dan peralatan ortopedi agar operasi bisa dilaksanakan sebanyak mungkin dan secepatnya,” kata Irvan. 

Perwakilan RSUD R Syamsudin Sukabumi, Yanyan Rusyandi menyebutkan, pihaknya telah menerima pasien sebanyak 74 orang di mana sebagian besar memerlukan tindakan operasi segera. 

“12 orang sudah operasi, hari ini 9 orang sedang menjalani operasi,” ungkapnya. 

Di Bandung, RSHS juga sudah menerima rujukan korban gempa Cianjur sebanyak 85 orang. Pelaksana tugas Dirut RSHS Ahmad Supriyatna menyebutkan sudah 25 pasien yang selesai menjalani operasi. 

RSHS juga menyiapkan ruangan khusus yang akan menampung korban bencana Cianjur karena dianggap sudah menjadi Kejadian Luar Biasa atau KLB. 

“Kami berjaga 24 jam,” ujar Ahmad. 

Selain menerima pasien dari Cianjur, seluruh rumah sakit juga mengirimkan tim langsung ke lokasi bencana. 

Dengan menggunakan ambulans, tim akan bergerak cepat melakukan kaji cepat, apakah pasien harus dibawa ke ruang operasi atau cukup ditangani di lokasi.

3 dari 3 halaman

Instruksi Gubernur

Sebelumnya, seusai memimpin rapat koordinasi lintas sektoral penanganan kebencanaan Cianjur di Pendopo Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022) malam, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginstruksikan agar dalam penanganan kebencanaan ini jangan sampai ada warga yang mengalami luka-luka terlantar karena tidak mendapat pelayanan di rumah sakit. 

Jika rumah-rumah sakit di Cianjur tak memungkinkan melayani semua korban gempa karena jumlah luka-luka terlalu banyak, pasien bisa dirujuk ke rumah sakit lain di Jabar, di antaranya ke RS di Sukabumi, Bogor, Cimahi, dan Bandung untuk ditangani.