Liputan6.com, Batam - Literasi tidak hanya menyoal baca dan tulis, tapi juga harus memahami makna yang terkandung di dalamnya. Jika sudah dipahami, maka tahapan berikutnya yakni melakukan kreativitas dan inovasi sehingga tercipta produk barang dan jasa.
"Itulah manifestasi dari konsep lima tingkatan literasi yang sesuai dengan konsep paradigma baru perpustakaan, yakni transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial," beber Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dan Pengukuhan Bunda Literasi Kota Batam, Jumat (25/11/2022).
Paradigma baru perpustakaan saat ini tidak lagi berfokus pada mengelola koleksi mau pun mengelola pengetahuan melainkan proses transfer ilmu pengetahuan (transfer knowledge). Perpustakaan mesti lebih banyak melakukan pendampingan dalam aktivitas masyarakat.
Advertisement
"Tidak ada gunanya buku banyak di perpustakaan kalau masyarakat masih kesulitan dan tidak tahu harus berbuat apa. Jadi, buku di perpustakaan memang harus dibawa ke luar dan dimanfaatkan ilmunya kepada masyarakat," kata Syarif Bando.
Di negara maju, perpustakaan sudah dianggap sebagai jantung pendidikan. Tentu bukan tanpa alasan, mengingat masyarakat yang sekolah belum tentu membaca, sedangkan mereka yang membaca sudah pasti sekolah.
Sementara itu, Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan visinya sebagai Wali Kota adalah menjadikan Kota Batam sebagai kota madani yang modern, sekaligus salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia. Namun, ia mengingatkan harapan tersebut hanya dapat terwujud dengan SDM yang berkualitas unggul serta dukungan dari pemerintah.
"Saat ini memang secara income perkapita Indonesia masih tertinggal dari Singapura. Kondisi ini bisa kita ubah dengan meningkatkan literasi," tegas Rudi.
Â
Â
Peran Ibu Tumbuhkan Literasi
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Batam juga mengukuhkan Bunda Literasi Kota Batam Periode 2022-2024, Marlin Agustina. Pengukuhan ini merupakan langkah awal terbangunnya sinergitas dalam rangka menumbuhkembangkan semangat literasi masyarakat. Karena literasi tidak hanya berarti kemampuan menulis dan membaca, namun merupakan kemampuan individu dalam mengelola informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Sebagai bunda literasi terlantik ia mengaku akan memfokuskan pengembangan budaya literasi sejak dini. Anak adalah harta nyata bangsa yang jika dijaga dengan baik, maka sumber daya manusia (SDM) unggul yang berkualitas dan berkarakter untuk Indonesia Emas pada 2045 akan tercapai.
"Pengembangan budaya literasi anak sejak dini mempunyai dampak yang besar dalam kehidupan selanjutnya dan mampu mendorong anak mampu bersaing secara global," ucap Marlin.
Ibu sebagai guru bagi anak, memiliki peran sentral untuk menumbuhkan literasi di lingkungan keluarga. Ada beberapa peran ibu yang penting untuk menumbuhkan literasi di lingkungan keluarga, seperti rutin membacakan cerita untuk anak, melakukan diskusi, dan bermain kata-kata bersama anggota keluarga.
"Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya dalam memberikan edukasi yang baik untuk suka membaca. Membaca ini tidak hanya membaca tapi harus memahami, mendalami, dan membuat mereka jadi kreatif dan inovatif sesuai dengan bacaan yang dibaca," ujar Wakil Gubernur Kepulauan Riau tersebut.
Marlin berjanji dengan amanah barunya sebagai Bunda Literasi ia akan berkomitmen berperan aktif dalam meningkatkan literasi masyarakat. Karena baginya, SDM harus disiapkan dengan baik untuk menyambut semua pengembangan yang dilakukan Pemerintah Kota Batam pada masa yang akan datang.
Kegiatan pengukuhan Bunda Literasi Kota Batam dirangkaikan dengan penyerahan hadiah pemenang Lomba Perpustakaan Sekolah/Madrasah jenjang pendidikan PAUD, SD, dan SMP sederajat tahun 2022, penyerahan mobil perpustakaan keliling (MPK), dan talkshow PILM untuk kesejahteraan.
Advertisement