Liputan6.com, Jakarta - Selama menyaksikan Piala Dunia Qatar 2022, Anda mungkin sering melihat mereka sebelum setiap pertandingan, di mana sejumlah anak mengikuti para pemain ke lapangan sebelum berdiri di depannya sementara kerumunan menyanyikan lagu kebangsaan. Mereka adalah player escort.
Baca Juga
Advertisement
Anak-anak yang berjalan keluar dengan para pemain tersebut dikenal juga sebagai pengawal pemain atau anak-anak maskot. Tradisi mendampingi pemain oleh anak-anak di Piala Dunia telah menjadi bagian dari turnamen itu selama lebih dari 20 tahun.
Praktik ini dimulai dua dekade lalu menjelang tahun 2002 Piala Dunia FIFA diselenggarakan oleh Jepang dan Korea Selatan. Anak-anak mendampingi para pemain ke lapangan dengan mengenakan kaos "Say Yes" FIFA/UNICEF sebelum setiap pertandingan Piala Dunia 2002.
UNICEF dan FIFA ketika itu bergabung dalam kampanye yang disebut Say Yes for Children, sebuah program ini berusaha untuk mempromosikan dan melindungi hak semua anak untuk rekreasi yang sehat dan pendidikan dasar yang berkualitas.
Dalam menjawab kebutuhan untuk mengkampanyekan hak anak-anak, UNICEF menyatakan bahwa mereka diberi peran utama di setiap pertandingan, menemani setiap pemain ke lapangan dalam aksi simbolis mengingatkan penggemar sepak bola bahwa mereka memiliki peran besar dalam membangun dunia yang cocok untuk anak-anak.
McDonald's sebagai sponsor resmi program pengawalan Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa 2002 turut berpartisipasi dalam kampanye ini. Dilaporkan ABC News, dilaporkan pada 2014 pemasok makanan cepat saji itu mengirim 1.408 anak-anak dari 70 negara ke Piala Dunia 2014 di Brasil.
Sebelum di Piala Dunia, player escort sudah diinisiasi di Liga Inggris pada 1996. Ketika itu, Wayne Rooney, salah satu maskot Everton menjadi pendamping pemain ketika pertandingan antara Liverpool dan Everton pada November 1996.
Kemudian, mulai sekitar 2000, praktik pengawalan yang dilakukan anak-anak untuk setiap pemain, mulai gencar dilakukan klub-klub sepak bola di Eropa.
Namun, sebuah temuan dari The Guardian pada Desember 2014, mencatat bahwa klub Liga Premier mendapatkan pemasukan 600 pundsterling ke atas atau setara 724 dolar untuk memberikan kesempatan anak-anak sebagai maskot atau player escort.
Selain berjalan dengan pemain, paket tertentu termasuk manfaat keramahtamahan di pertandingan yang ditunjuk, anak-anak tersebut bakal mendapatkan kit junior gratis, bola kaki yang ditandatangani, foto bersama, tiket pertandingan, dan banyak lagi.
Fungsi Player Escort
Adapun tujuan utama dari player escort adalah sebagai kampanye fair play dari FIFA. Hal ini dimaksudkan agar sepak bola terbebas dari tindak kecurangan dan juga kekerasan.
Player escort juga dilakukan untuk menghentikan angka kematian pada anak saat sepak bola. Artinya, sebuah pertandingan sepak bola diupayakan bisa dinikmati dengan aman oleh semua kalangan termasuk anak-anak.
Dipilihnya anak-anak untuk mendampingi pemain atau player escort juga karena seorang anak kecil memiliki sifat jujur. Selain itu, player escort juga dapat memberikan anak-anak kesempatan untuk mewujudkan impian mereka.
Makanya, player escort juga berfungsi sebagai pelindung sang pemain atau bisa disebut dengan pengawal pemain.
Advertisement
Ada Biaya?
Tentu saja. Di Inggris, player escort biasanya berasal dari akademi klub. Klub-klub besar yang bertanding memberikan kesempatan bagi anak berusia 4-11 tahun dan 7-14 tahun untuk menjadi player escort.
Selain itu, beberapa klub juga membuka kesempatan bagi anak-anak yang ingin jadi pendamping pemain dengan biaya tertentu. Contohnya, klub West Ham United pernah memungut pembayaran 600 poundsterling atau setara 12 juta rupiah untuk menjadi player escort.
Sedangkan, turnamen besar seperti Piala Eropa atau Piala Dunia, maskot anak-anak biasanya dipilih melalui kontes yang diadakan oleh sponsor.
Selain itu, ada juga para pemain sepak bola memilih membawa anaknya sendiri untuk menjadi player escort.