Liputan6.com, Jakarta - Pundit Nadia Nadim telah kembali ke ITV untuk melanjutkan liputan Piala Dunia 2022 setelah kematian sang ibunya yang tragis pada minggu lalu.
Baca Juga
Advertisement
Mantan bintang Manchester City dan PSG itu telah menjadi bagian dari tim punditry untuk pertandingan Denmark melawan Tunisia. Tetapi secara mendadak Nadim meninggalkan studio sebelum peluit akhir pertandingan.
Nadim kemudian mengungkapkan ibunya, Hadima telah tewas setelah ditabrak truk dalam perjalanan pulang dari gym.
Nadim memberi tahu kabar memilukan tentang kematian ibunya beberapa hari setelah kecelakaan itu.
“Kata-kata tidak bisa menggambarkan apa yang saya rasakan. Saya telah kehilangan orang yang paling penting dalam hidup saya dan itu terjadi begitu tiba-tiba dan tidak terduga. Dia baru berusia 57 tahun. Dia adalah seorang pejuang yang telah berjuang untuk setiap inci hidupnya. Dia tidak memberiku hidup sekali tapi dua kali, dan semua aku/kita adalah karena dia,” tulis Nadim dalam unggahan Instagram.
Dukungan telah membanjiri Nadim dan keluarganya, dan pemain internasional Denmark itu telah mendesak orang-orang untuk menghadiri pemakaman Hadima untuk menunjukkan kepada ibunya cinta, rasa hormat, dan doa yang pantas dia dapatkan.
Sebagai pundit, Nadim bergabung dengan Laura Woods, Nigel de Jong dan Joe Cole menjelang pertandingan Grup A antara Belanda dan Qatar pada Selasa. Mereka kemudian meluangkan waktu untuk menghormati ingatan ibunda Nadim.
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) 2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Apa yang Nadia Nadim Katakan?
Peristiwa tabrakan itu adalah momen emosional ketika Nadim merenungkan pada hari dia menemukan adanya berita tersebut. Namun, Nadim berusaha tetap tegar tentang kepergian ibunya.
“Ibuku sayangnya meninggal selasa lalu, sangat tidak terduga, dalam sebuah kecelakaan. Dia adalah wanita yang sangat kuat yang menginspirasi tidak hanya saya tetapi banyak orang di sekitarnya. Jelas saya sedih, tetapi di sisi lain, dia mengangkat kami untuk menjadi kuat,” kata Nadim seperti dilansir Give Me Sport.
“Saya ingin membuatnya bangga, saya tahu dia ingin saya berada di sini [di studio]. Saya ingat ketika kecelakaan itu terjadi, dia mengatakan bahwa dia akan pergi lebih awal ke gym sehingga dia bisa melihat pertandingan,” ujar Nadim.
“Alasan saya di sini adalah untuk membuatnya bangga dan jelas memiliki pikiran saya pada sepak bola dan pekerjaan dan mencoba membangun sesuatu daripada berbaring di rumah dan merasa sedih untuk diri saya sendiri,” ucap Nadim.
Advertisement
Profil Nadia Nadim
Nadim yang berasal dari Afghanistan, melarikan diri dari negara itu ketika dia berusia 11 tahun bersama ibu dan empat saudara perempuannya.
Keluarga itu telah menghabiskan tiga tahun bersembunyi setelah ayah Nadim, Rabani, seorang jenderal angkatan darat, dieksekusi oleh Taliban.
Ibunya, Hadima menjual semua harta keluarga untuk melakukan perjalanan ke Karachi, Pakistan, di mana mereka harus menunggu dua bulan sebelum mengambil penerbangan ke Italia.
Setelah 50 jam perjalanan di belakang truk, mereka mencapai kamp pengungsi di pedesaan Denmark, di mana Nadim menemukan kecintaannya pada sepak bola.
Sejak saat itu, Nadim telah mendapatkan 103 caps senior untuk tim nasional Denmark dan membantu mereka mengamankan medali perak di Euro 2017.
Pesepak bola wanita itu kali ini memperkuat Racing Louisville di American National Women's Soccer League.
Dia merupakan seorang muslim yang berbicara sembilan bahasa, memenuhi syarat sebagai dokter awal tahun ini dan bertujuan untuk menjadi ahli bedah setelah pensiun dari sepak bola.