Sukses

Sebut Qatar Homofobia karena Tolak Atribut LGBT di Piala Dunia, Ini 4 Pernyataan Kontroversial Gita Savitri

Perempuan yang tinggal di Jerman ini merupakan influencer, blogger, Youtuber, penulis, dan melabeli diri sebagai feminis.

Liputan6.com, Yogyakarta - Belakangan ini, nama Gita Savitri menjadi perbincangan di sosial media usai mengomentari aksi pose tutup mulut Timnas Jerman hingga menyebut Qatar sebagai negara homofobia. Bahkan, namanya sempat menjadi trending topik di Twitter hingga tiga hari berturut-turut

Gita Savitri adalah pemilik akun Instagram @gitasav. Perempuan yang tinggal di Jerman ini merupakan influencer, blogger, Youtuber, penulis, dan melabeli diri sebagai feminis.

Sebelum ramai diperbincangkan terkait hal ini, Gita sempat beberapa kali melontarkan pernyataan yang cukup menimbulkan kontroversi. Berikut empat pernyataan Gita Savitri yang sempat menghebohkan publik:

1. Memutuskan untuk tidak memiliki anak atau childfree

Pada 2021, Gita dan suaminya, Paul, mengungkapkan keputusannya untuk tidak memiliki anak atau childfree. Pilihan childfree mungkin bukan hal yang asing diterapkan di budaya Barat, tetapi hal ini masih menjadi perdebatan di Indonesia.

Menurut Gita, memiliki anak adalah tanggung jawab besar, sehingga ia dan suami sepakat untuk tidak memilikinya. Terlepas dari pro dan kontra atas keputusan ini, pilihan untuk childfree sebenarnya sah-sah saja jika kedua belah pihak memang menyepakatinya.

2. Membenarkan aksi Popo Barbie yang masuk ke toilet wanita

Gita pernah disorot lantaran mengomentari aksi Tiktokers, Popo Barbie, yang masuk ke toilet wanita. Gita yang menyebut Popo Barbie sebagai seorang transpuan pun membenarkan aksi tersebut.

Saat itu, Popo berdandan layaknya wanita dengan mengenakan masker, rambut palsu, make-up, serta pakaian wanita. Gita pun merespon hal tersebut dengan mengatakan di Jerman juga sudah terdapat banyak toilet di public space yang menyediakan toilet untuk semua.

3. Menyinggung soal stunting usai dikomentari perkara hijab

Terlepas dari pandangan dan keputusannya. gaya berhijab Gita Savitri juga tak lepas dari komentar warganet. Para warganet mengomentari gaya berhijab Gita yang semakin terbuka.

Dalam unggahan sosial medianya, tampak Gita mengenakan hijab dengan bagian leher dan telinga yang terekspos. Hal ini membuat warganet menyebut Gita semakin liberal dan menghilangkan esensi kerudung.

Namun, komentar warganet terkait hal ini dibalas Gita dengan menyinggung soal stunting. Salah satu komentar Gita yang tertulis adalah, "Gue udah bacot-bacot, poin yang lo bisa dapet adalah ‘Gita memang merasa paling benar’, ya, sis? Dulu lo stunting kali, ya, makanya agak lamban".

Atas komentar tersebut, tak sedikit warganet yang mengingatkan Gita untuk berhati-hati dalam memilih kalimat, apalagi terkait stunting. Pasalnya, hal tersebut bisa menyakiti orang tua yang memiliki anak dengan kondisi tersebut.

Namun, lagi-lagi Gita tak menghiraukan hal tersebut dan masih terus menyinggung soal stunting. Ia justru berkomentar, "Ya diurus dong anaknya, jangan malah main Instagram ngebacain komentar di foto orang" dan "Ini lagi orang stunting nambah satu. Freak".

 

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

2 dari 2 halaman

4. Komentar soal LGBT di Piala Dunia

Komentar Gita yang satu ini cukup kontroversi dan dibicarakan warganet selama berhari-hari. Ia mengomentari aksi tutup mulut Timnas Jerman di Piala Dunia 2022 Qatar saat melawan Jepang.

Aksi tutup mulut tersebut merupakan kampanye Tim Jerman terkait ramah LGBT. Karena tinggal di Jerman, warganet pun bertanya kepada Gita terkait hal tersebut.

Dalam unggahan insta story-nya, Gita menyebut Qatar seolah memanfaatkan budaya negaranya untuk membenarkan homofobia terhadap LGBT. Homofobia atau homophobic adalah sikap intoleransi dan ketakutan irasional terhadap LGBT.

Homofobia sering diartikan sebagai medium prasangka dan kebencian. Ia menuliskan, "Di satu sisi kayak virtue signaling, ya. Kayak, can you do something more than that? Di sisi lain, LGBTQ-phobia has real life consequences".

Lebih lanjut ia menulis, "People lost their lives due to their gender and sexuality. So, it’s better than not saying anything at all. FIFA is corrupt and Qatar justifying homophobia by using 'this is our culture' is big no". Terkait hal ini, Gita juga telah mengunggah video klarifikasi di akun Youtube-nya.

Namun, hal tersebut justru menambah kontroversi. Tak sedikit warganet yang menyebut Gita telah meninggalkan budaya Timur.

(Resla Aknaita Chak)