Liputan6.com, Yogyakarta - Dalam pertandingan sepakbola, terdapat dua kartu sakti yang dimiliki wasit. Dua kartu tersebut adalah kartu kuning dan kartu merah.
Kartu-kartu ini digunakan sebagai tanda peringatan untuk pemain di lapangan. Kartu kuning diberikan kepada pemain yang dianggap melakukan pelanggaran keras di lapangan atau telah melakukan pelanggaran berulang kali.
Sementara itu, kartu merah akan dikeluarkan wasit jika seorang pemain dianggap melakukan pelanggaran keras yang membahayakan pemain lainnya. Kartu merah juga dikeluarkan jika seorang pemain sebelumnya sudah mendapatkan kartu kuning dan kembali melakukan pelanggaran yang menyebabkan dirinya mendapatkan kartu kuning kedua.
Advertisement
Baca Juga
Dalam pertandingan, kartu kuning dikeluarkan sebagai tanda peringatan dari wasit kepada seorang pemain. Sementara itu, dikeluarkannya kartu merah oleh wasit bukan lagi sebagai peringatan, melainkan 'pengusiran' pemain dari lapangan pertandingan.
Dalam beberapa kasus, kartu kuning dan kartu merah juga bisa saja diberikan ke pelatih, ofisial, atau pemain yang ada di bangku cadangan. Pada sebuah kompetisi atau liga, hukuman kartu kuning dan kartu merah akan berimbas pada pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Salah satu imbas dari kartu adalah skorsing. Namun, perhitungan skorsing pada tiap laga memiliki peraturan yang berbeda-beda.
Kehadiran kartu kuning dan kartu merah dalam pertandingan sepak bola ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Mengutip dari beberapa sumber, kartu kuning dan kartu merah di sepak bola diinisiasi oleh seorang guru sekolah asal Inggris, Kenneth George Aston.
Selain menjadi guru, Kenneth kerap dipercaya menjadi wasit di sebuah pertandingan. Pada Piala Dunia 1962, ia dipercaya memimpin laga Italia vs Chile.
Pertandingan keras tersebut sempat ricuh. Ketika laga memasuki menit ke-8, Kenneth terpaksa mengeluarkan pemain Italia, Giorgio Ferrini, karena menendang pemain Chile.
Namun, ia kebingungan mencari cara untuk mengusir pemain tersebut karena tak bisa bahasa Italia. Akhirnya, Kenneth hanya memberi isyarat bahwa Giorgio Ferrini harus meninggalkan lapangan.
Berangkat dari keresahan tersebut, Kenneth pun mencari cara untuk membuat tanda kepada pemain. Akhirnya, ia menemukannya dengan membuat kartu kuning dan merah.
Â
Â
Â
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Dari Lampu Merah
Inspirasi datangnya kartu kuning dan merah didapatkan Kenneth dari lampu lalu lintas. Ketika dalam perjalanan pulang usai pertandingan di Stadion Wembley, Kenneth Aston menepi di dekat lampu lalu lintas di persimpangan Kensington High Street.
Saat itu, Kenneth menyadari warna lampu dapat dipakai dalam laga sepak bola. Kenneth pun hanya tertuju pada warna merah dan kuning yang kemungkinan bisa diterapkan ke pertandingan sepak bola.
Ia mengibaratkan lampu kuning sebagai bentuk peringatan, layaknya lampu kuning yang memberi tanda untuk berhati-hati ketika berada di persimpangan. Sementara lampu merah berfungsi untuk memberhentikan pemain dari lapangan, layaknya lampu merah yang mengharuskan pengguna jalan berhenti.
Melalui pengalaman tersebut, ia pun memiliki inisiatif untuk menerapkannya ke pertandingan sepak bola. Namun, penerapan kartu kuning dan kartu merah baru dicoba secara resmi di Piala Dunia 1970 Meksiko.
Hingga saat ini, kartu kuning dan kartu merah masih terus digunakan dalam pertandingan sepak bola. Tak hanya di Piala Dunia, penggunaan dua kartu ini juga digunakan di laga-laga domestik.
(Resla Aknaita Chak)
Advertisement