Liputan6.com, Bandung - Korea Utara memerintahkan pasukannya untuk menembakkan peluru artileri ke laut sebagai tanggapan atas latihan tembak langsung antara Korea Selatan dan AS di dekat perbatasan antar-Korea, pada Selasa (6/12/2022).
Baca Juga
Advertisement
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara staf umum tentara rakyat Korea menuduh pasukan Korea Selatan dan AS menembakkan beberapa sistem roket peluncuran dan howitzer di daerah yang berdekatan dengan garis depan lagi pada Selasa pagi.
“Staf umum tentara rakyat Korea memberikan alarm kesiapan tempur untuk keadaan darurat dan instruksi mendesak untuk memperkuat pengawasan situasi musuh kepada unit-unit di semua tingkatan termasuk unit artileri depan tentara rakyat, dan perintah kepada unit artileri depan yang bersangkutan menembakkan peluru hidup ke laut untuk tujuan peringatan dalam tindakan balasan segera dan kuat,” tulis keterangan Korean Central News Agency dikutip Selasa (6/12/2022).
Juru bicara yang tidak mau disebutkan namanya itu juga menyatakan, Pyongyang memperingatkan Korea Selatan dan AS untuk segera menghentikan ‘aksi militer provokatif’ mereka di daerah yang berdekatan dengan garis depan.
Pada Senin, Korea Utara juga menembakkan 130 peluru artileri ke ‘zona penyangga’ maritim timur dan barat untuk memprotes latihan tembakan langsung sekutu di Cheorwon County, timur laut Seoul, demikian menurut Kantor Berita Yonhap.
Ketegangan di semenanjung Korea itu meningkat pada 2020 ketika Korea Utara menyerang dan meledakkan kantor penghubung antar-Korea di sepanjang perbatasan. Seoul telah mengancam akan mendapat tanggapan keras jika Pyongyang semakin memperburuk situasi.
Namun, ketegangan telah melonjak lebih jauh baru-baru ini setelah Seoul dan Washington mengadakan latihan militer bersama.
Korut Deteksi Lusinan Proyektil
Pada hari latihan dimulai, militer Korea Utara mengatakan pihaknya mendeteksi lusinan proyektil Korea Selatan yang terbang ke tenggara dari wilayah Cheorwon. Sehingga, mereka menginstruksikan unit pantai barat dan timurnya untuk menembakkan artileri sebagai peringatan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan peluru yang ditembakkan Korea Utara jatuh di sisi utara zona penyangga yang dibuat berdasarkan perjanjian antar-Korea 2018 untuk mengurangi ketegangan militer dan mendesak Pyongyang untuk mematuhi perjanjian itu.
Ini adalah pertama kalinya Korea Utara menembakkan senjata ke zona penyangga maritim sejak 3 November, ketika sekitar 80 peluru artileri mendarat di sisi Korea Utara dari zona itu di lepas pantai timurnya.
Selain tembakan artileri, Korea Utara telah meluncurkan puluhan rudal tahun ini, termasuk beberapa uji coba sistem rudal balistik antarbenua yang berpotensi mampu mencapai daratan AS.
Korea Utara juga telah melakukan serangkaian peluncuran jarak pendek yang digambarkannya sebagai simulasi serangan nuklir terhadap target Korea Selatan dan AS dalam reaksi marah terhadap perluasan latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang dipandang Korea Utara sebagai latihan untuk potensi invasi.
Para ahli mengatakan Korea Utara berharap untuk menegosiasikan konsesi ekonomi dan keamanan dari posisi kekuatan dan memaksa AS untuk menerimanya sebagai kekuatan nuklir.
Advertisement