Liputan6.com, Yogyakarta - Selain menjadi tontonan dan hiburan, tak jarang peristiwa-peristiwa tak terduga terjadi di lapangan sepak bola. Beberapa di antaranya merupakan tragedi yang kelam dan memilukan.
Pada 1998, terdapat kisah tragis sepak bola. Sambaran petir menghantam satu tim sepak bola di Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo.
Akibat insiden tersebut, 11 pesepak bola tewas. Saat itu, kedua tim bermain cukup sengit di tengah hujan yang cukup deras. Kedua tim saat itu mencoba saling unggul karena skor masih bertahan di angka 1-1.
Advertisement
Baca Juga
Harian terkemuka di Republik Demokratik Kongo, L'Avenir memberitakan, ada 11 pemain tim lawan yang meninggal dunia dan 30 orang lainnya mengalami luka bakar serius akibat tersambar petir. Anehnya, tak ada seorang pun dari tim tuan rumah, Basanga, yang mengalami cedera.
Karena dinilai janggal, peristiwa ini pun lantas dikaitkan dengan keterlibatan ilmu sihir atau ilmu santet. Mereka mencurigai Basanga telah melakukan santet karena tidak ada pemainnya yang terluka.
Saat itu, santet di Afrika Barat dan Afrika Tengah memang sudah menjadi hal biasa. Dugaan tersebut semakin kuat ketika surat kabar menuliskan sifat petir yang saat itu menyambar merupakan petir yang dapat memilih dan membagi populasi secara tepat.
Hal tersebut dikenal sebagai penggunaan jimat dalam permainan sepak bola. Mengutip dari The Independent, tim sepak bola di wilayah ini dikabarkan memang relatif sering mempekerjakan dukun untuk memberi kutukan kepada lawan mereka.
Kejadian yang serupa memang cukup sering terdengar meskipun tidak sampai mematikan. Namun, sejumlah pemain sepak bola pernah terluka karena tersambar petir saat sedang berlaga di tengah lapangan. Peristiwa tersambarnya petir yang menewaskan 11 pemain ini menjadi salah satu tragedi terkelam dan memilukan di sepanjang sejarah sepak bola.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak