Liputan6.com, Yogyakarta - Pada malam midodareni, keluarga besar Kaesang Pangarep datang ke kediaman Erina Gudono. Pada malam itu pula, Kaesang menjalankan tradisi nyantrik atau nyantri.
Dengan mengenakan pakaian adat Jawa berwarna lilac, keluarga Kaesang Pangarep hadir ke kediaman Erina Gudono untuk melaksanakan upacara midodareni dan nyantrik atau nyantri. Mengutip dari budaya.jogjaprov.go.id, nyantrik atau nyantri merupakan adat dalam upacara prosesi pernikahan.
Prosesi ini mengharuskan calon pengantin pria untuk datang dan bermalam di rumah calon mertua pada waktu midodareni atau satu hari sebelum upacara pernikahan dan panggih. Umumnya, calon pengantin pria mengenakan pakaian kasatriyan yang terdiri atas jarik (kain panjang), jas takwa yang terbuat dari sutera, ikat kepala jebehan, belum memakai bunga, serta memakai sumping berlian atau intan.
Advertisement
Namun, saat ini, calon pengantin hanya memakai pantalon dan jas lengkap saja. Dalam prosesi ini, keluarga Kaesang yang diwakilkan Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan maksud kedatangannya.
Baca Juga
Gibran mengungkapkan, "Assalmualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dengan memohon ridha Allah, saya Gibran mewakili keluarga dari Solo, mewakili keluarga Bapak Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo, bermaksud untuk, pertama, menyerahkan hantaran peningset tanda kasih antara kedua mempelai. Kedua, menyerahkan calon mempelai putra, Ananda Kaesang Pangarep, untuk melaksanakan nyantrik. Kebahagiaan bagi kami apabila Bapak dan Ibu berkenan menerimanya. Terima kasih."
Sementara itu, dari pihak Erina Gudono yang diwakilkan sang pakde, Abdul Muhaimin, menganggapi ungkapan Gibran, "Asaalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bapak Gibran dan keluarga besar serta Bapak Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo yang kami hormati. Saya selaku juru bicara keluarga Ibu Sofiatun Gudono mengungkapkan terima kasih. Dengan memohon ridha Allah perkenankan kami, pertama, menerima seserahan sebagai peningset dan menerima calon mempelai putra untuk melaksanakan upacara nyantrik. Terima kasih."
Prosesi dilanjutkan dengan penyerahan hantaran secara simbolik dari Ibu Iriana Joko Widodo kepada Ibu Sofiatun Gudono. Selanjutnya, prosesi dilanjutkan dengan pemberian wejangan atau nasihat pernikahan yang disebut catur wedha atau catur laksita utama, makan bersama, perkenalan keluarga, dan tilik nithik.
Adapun pada perkenalan keluarga, keluarga Kaesang diwakilkan oleh Gibran Rakabuming Raka, sementara keluarga Erina diwakilkan Allen Gudono. Tak hanya perkenalan keluarga, dalam prosesi ini, Kaesang dilarang minum dan makan. Kecuali jika ibunda Erina, Sofiatun Gudono, yang memberi.
Pada prosesi ini, Ibu Erina, Sofiatun Gudono juga menyuapi Kaesang air zamzam yang berasal dari tanah suci. Air adalah lambang hidup dan kehidupan, lambang ilmu dan pengetahuan, serta menjadi simbol niat bulat untuk menjadikan Erina Gudono sebagai pendamping hidup sampai akhir hayat.
Usai prosesi, Gibran kembali mewakili keluarga besar untuk mohon pamit. Acara ditutup dengan penyerahan kancing gelung dan angsul-angsul atau angsal-angsal dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki.
(Resla Aknaita Chak)