Sukses

Ledakan Tambang Batu Bara Sawahlunto: Korban Terakhir Ditemukan, Total Pekerja Tewas Jadi 10 Orang

Kantor Basarnas Kelas A Padang, menemukan korban meninggal terakhir dalam peristiwa ledakan tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Padang, menemukan korban meninggal terakhir dalam peristiwa ledakan tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Dengan ditemukannya korban ke-10 tersebut, giat pencarian pencarian korban ditutup.

“Korban ditemukan pada pukul 18.00 WIB dievakuasi oleh tim gabungan dengan kondisi meninggal dunia,” kata Kasiops Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang Octavianto, Jumat (9/12/2022).

Dengan demikian, total jumlah korban ledakan tambang batu bara Sawahlunto yang terjadi pagi tadi ada 14 orang. Sebanyak 10 orang di antaranya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Octavianto mengatakan, korban langsung dibawa ke RSUD Sawahlunto untuk keperluan visum dan diserahkan kepada pihak keluarga.

“Langkah selanjutnya kita akan melakukan briefing dan memastikan lagi apakah ada korban lainnya, baru dilakukan penutupan operasi SAR,” tuturnya.

Octavianto menjelaskan, kedalaman tambang PT Nusa Alam Lestari (NAL) Parambahan (lubang SD C2/Lori 2) 281 meter dengan Panjang Blower 150 meter.

“Pencarian korban dilakukan dengan menggunakan peralatan SCBA, Blower serta dievakuasi secara manual. Pencarian melibatkan unsur Polri, TNI, Basarnas sendiri hingga masyarakat setempat,” kata dia.

Pihaknya melaksanakan debriefing antar unsur SAR yang terlibat dengan hasil Operasi SAR yang kemudian diusulkan tutup karena semua korban telah ditemukan.

2 dari 3 halaman

BPJS Berikan Bantuan Kepada Korban

Sementara itu, BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK memastikan memberikan bantuan kepada para pekerja yang menjadi korban ledakan tambang batu bara di Kota Sawahlunto. BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan penanganan sesuai prosedur dan perawatan maksimal kepada para korban ledakan tambang batu bara.

Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Solok, Maulana Anshari Siregar menjelaskan, Layanan Cepat Tanggap (LCT) BPJAMSOSTEK Solok telah berada di lokasi kejadian dan rumah sakit setelah mendapatkan informasi ledakan tambang dari media massa dan HRD PT Perusahaan Nusa Alam Lestari (PT NAL).

“BPJAMSOSTEK memastikan tenaga kerja yang menjadi korban mendapatkan perawatan terbaik,” kata Maulana Anshari Siregar dikutip dari Antara, Jumat (9/12/2022).

Dia mengatakan, kehadiran tim LCT bertujuan untuk memastikan proses layanan perawatan dan pengobatan di masa golden hour (masa kritis) terhadap tenaga kerja yang sudah menjadi peserta BPJAMSOSTEK diberikan secara optimal sesuai haknya.

PT NAL merupakan peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan Cabang Solok terhitung mulai tanggal (TMT) November 2012 dengan jumlah tenaga kerja yang terdaftar sebanyak 336 orang.

Untuk percepatan pembayaran klaim kecelakaan kerja, juga segera dikoordinasikan agar manfaat segera dibayarkan kepada ahli waris baik santunan meninggal maupun beasiswa pendidikan untuk dua orang anak sampai perguruan tinggi.

Sampai saat ini BPJAMSOSTEK menerima laporan korban 14 orang dengan 10 meninggal dunia.

3 dari 3 halaman

Kronologi Kejadian

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membeberkan kronologi ledakan tambang batu bara di area tambang batu bara Sawahlunto tepatnya di IUP PT NAL. Kejadian tersebut awalnya terjadi sekitar pukul 9.00 WIB.

Saat itu, kata Dedi, para pekerja lubang memulai aktivitas penambangan yang diketahui oleh Dian Firdaus selaku Kepala Teknik Tambang (KTR) PT NAL. Namun, tidak berselang lama, terlihat lubang mengeluarkan kepulan asap dan diiringi letupan kecil dari dalam lubang tambang.

“Pada saat itu beberapa pekerja sudah ada yang masuk ke dalam lubang, selanjutnya KTT memerintahkan kepala lubang untuk melakukan pengecekan ke dalam lubang,” kata dia.