Sukses

Asal Usul Desa Babajurang, Kampung di Majalengka dengan Populasi Domba Melebihi Warganya

Setiap dusun atau blok terdapat peternak yang memiliki lebih dari ratusan domba atau kambing sejak tahun 2020 silam.

Liputan6.com, Cirebon - Desa Babajurang merupakan salah satu daerah yang dijuluki sebagai kampung domba di Kabupaten Majalengka.

Daerah tersebut dijuluki kampung domba karena jumlah dombanya lebih banyak dari penduduk setempat. Dirangkum dari berbagai sumber, setiap dusun atau blok terdapat peternak yang memiliki lebih dari ratusan domba atau kambing sejak tahun 2020 silam.

Sementara itu, diketahui Desa Babajurang berdiri sejak lama. Berawal saat Indonesia masih dalam berbentuk kerajaan. 

Terdapat sebuah kerajaan kecil yang bernama kerajaan Singakarta dan Nagakarta. Kedua kerajaan tersebut saling bersaing dalam mempertahankan kerajaannya masing-masing. 

Kerajaan Nagakarta dipimpin oleh Raja Dharta yang arif dan bijaksana sehingga terciptanya kedamaian dan ketentraman. 

Sementara itu, Kerajaan Singkarta dipimpin oleh Raja Purwa yang memiliki sifat arogan dan tidak pernah puas akan kekuasaannya.

Raja Purwa ingin mengambil alih kekuasaan yang dipimpin Raja Dharta. Di sisi lain Kerajaan Nagakarta memiliki batu berlian yang sangat cantik dan mahal.

Mendengar hal tersebut Raja Purwa ingin memiliki berlian itu hingga terjadi perperangan antara keduanya.

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Hilangnya Berlian

Singkat cerita perperangan tersebut dimenangkan oleh Kerajaan Singkarta, alih-alih Raja Dharta tidak mau berlian tersebut dipindah tangan ke Raja Purwa atau Kerajaan Singkarta, berlian tersebut dibawa pergi oleh seorang ajudan Raja Dharta.

Raja Purwa pun marah besar karena didapati berlian yang diincar tersebut sudah tidak ada di Kerajaan Nagakarta. Tanpa berpikir panjang pasukan Singakarta menghancurkan Kerajaan Nagakarta tanpa tersisa sedikit pun.

Prajurit suruhan Raja Dharta pun sudah cukup jauh lari dari jangakaun pasukan Singakarta, mereka beristirahat sejenak pada sebuah tepi jurang.

Salah satu di antara prajurit tersebut berpikiran untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke dasar jurang yang curam tersebut.

Namun prajurit lain sempat bingung dan berkata bagaimana dengan batu berlian karena sudah amanah. Mereka kemudian menulis wasiat dalam secarik kertas disimpan ke dalam kotak.

Kemudian mereka melompat ke dasar jurang dengan membawa kotak tersebut. Selang beberapa saat ada seekor anjing yang mencium bau mayat di sekitar jurang.

Pada saat yang sama terdapat dua orang anak kecil yang sedang melintas pada sekitaran area jurang tersebut. Merekai bngung melihat anjing yang terus menggonggong terhadap mereka, akhirnya mereka pun mengikuti ke mana pun anjing pergi.

Lalu mereka menemukan dua mayat yang sudah tergeletak. Mereka langsung bergegas melaporkan kepada kedua orangtua mereka.

Setelah mereka melapor, kedua orangtua mereka pun memakamkan kedua mayat tersebut, dan mengambil sebuah kotak.

Kotak tersebut berisi berlian. Mereka kemudian membaca secarik kertas dengan wasiat berisi 'pergunakanlah batu berlian ini sebaik mungkin'.

Beberapa tahun kemudian, wilayah tersebut menjadi strategis untuk dijadikan sebuah desa. Desa tersebut menjadi desa yang makmur dan sederhana walaupun hanya ditinggali oleh beberapa penduduk. Desa yang kemudian didiami beberapa penduduk tersebut dinamakan Desa Babujarang.

 

Penulis: Nela Qurrotu'ain

Â