Sukses

Sastrawan Remy Sylado Meninggal Dunia, Berikut Profil Sang Pelopor Puisi Mbeling

Sastrawan Remy Sylado dikabarkan meninggal dunia pada senin (12/12/2022). Ia dikenal oleh para penggemar sastra Indonesia dan ia juga merupakan pelopor puisi mbeling di Indonesia.

Liputan6.com, Bandung - Sastrawan Remy Sylado dikabarkan meninggal dunia pada senin (12/12/2022). Ia dikenal oleh para penggemar sastra Indonesia dan bahkan karya tulisnya terdapat dalam buku dan juga novel-novel.

Kabar duka dari meninggalnya Remy Sylado juga dikabarkan oleh politisi Fadli Zon di media sosial Twitternya. Ia membuat tweet mengenai kabar duka dari sang sastrawan tersebut yang diunggah pada senin pukul 10:51 WIB.

“Selamat jalan Bang Remy Sylado. Baru beberapa hari lalu ngobrol ttg Elvis Presley n manajernya Kolonel Tom Parker. RIP,” tulisnya (@fadlizon)

Profil Remy Sylado

Nama Remy Sylado sendiri adalah nama pena yang ia miliki adapun nama aslinya adalah Japi Panda Abdiel Tambajong dan merupakan keturunan Minahasa, Sulawesi Utara. Ia merupakan kelahiran 12 Juli 1945.

Sang sastrawan ini diketahui sebelumnya tengah sakit dalam beberapa bulan terakhir bahkan Gubernur DKI Jakarta saat itu Anies Baswedan juga mengunjungi Remy Sylado di RS Tarakan Januari lalu.

Karier Remy Sylado menjadi penulis berawal dari dirinya yang menjadi wartawan dalam surat kabar Sinar Harapan di tahun 1963. Ia aktif dalam menulis kritik, puisi, novel, hingga cerpen.

Dalam waktu dua tahun Remy Sylado pun menjadi redaktur dalam Harian Tempo Semarang hingga tahun 1966 dan kemudian ia menjadi redaktur untuk Majalah Aktuil di Bandung pada tahun 1970.

Karya-karya tulisnya yang terkenal seperti “Ca-Bau-Kan: Hanya Sebuah Dosa”, “Kerudung Merah Kirmizi”, hingga “Parijs van Java”. Ia juga dikenal sebagai pelopor Puisi Mbeling ketika Orde Baru di tahun 1972.

 

2 dari 2 halaman

Pelopor Puisi Mbeling di Indonesia

Melansir dari badanbahasa.kemedikbud.go.id kehadiran Puisi Mbeling berkaitan dengan fenomena puisi dan fenomena sosial politik. Menurut Harry Aveling seorang kritikus sastra asal Australia memberi gambaran dalam bukunya “Rahasia Membutuhkan Kata” atau “Secrets Need Words: Indonesia Poetry (1966-1998)” yang menggambarkan bagaimana kondisi sosial politik Indonesia di bawah rezim Soeharto.

Adapun Remy Sylado menjadi salah satu tokoh yang pertama dan yang paling terkenal dalam sosok yang mempelopori kehadiran Puisi Mbeling di Indonesia terutama dengan membuat lembaran khusus untuk menampung sajak-sajak dalam majalahnya saat itu.

Adapun Puisi Mbeling sendiri berasal dari bahasa Jawa yang mempunyai arti “nakal, susah diatur, memberontak”. Puisi Mbeling pun awalnya berasal dari nama kolom di Majalah Aktuil yang menampung kreativitas dari para anak muda.