Liputan6.com, Bengkulu - Pendap merupakan sajian olahan ikan khas Provinsi Bengkulu. Makanan ini merupakan sejenis pepes atau pais ikan yang kaya bumbu rempah.
Berbeda dengan pepes pada umumnya yang dibungkus daun pisang, pendap dibungkus dengan daun pisang yang sebelumnya diselimuti daun talas (colocasia esculenta). Tak hanya selembar daun talas saja, melainkan 10-15 lembar daun talas diperlukan untuk membungkus pendap sebelum dibungkus dengan daun pisang.
Mengutip dari indonesia.go.id, daun talas atau daun keladi digunakan untuk membungkus bumbu rempah, seperti asam kandis, kunyit, ketumbar, lengkuas, merica, bawang merah, bawang putih, garam, sedikit gula, dan cabai. Setelah dihaluskan, bumbu rempah ini kemudian dicampur dengan kelapa muda parut yang ditaburkan di atas daun talas.
Advertisement
Baca Juga
Selanjutnya, di atas taburan bumbu serta kelapa muda parut tersebut diletakkan daging ikan yang telah dipisahkan dari durinya. Setelah daging ikan sudah diletakkan di atas adonan bumbu rempah, maka daun talas yang berlapis-lapis tadi bisa langsung dibungkus sedemikian rupa.
Setelah itu, baru dilapisi oleh daun pisang. Tak lupa, pendap juga diikat dengan tali agar tidak mudah lepas saat dikukus.
Adapun bahan baku utama pendap umumnya adalah jenis ikan laut berdaging padat, seperti kakap merah, kembung, dan gulama. Penggunaan ikan berdaging padat bertujuan agar menghasilkan tekstur pendap yang gurih.
Selain itu, ikan berdaging padat juga akan lebih mudah saat diolah karena tidak mudah hancur. Dahulu, proses pengolahan daging ikan harus diendapkan atau disimpan selama semalam agar ketika dilapisi bumbu rempah bisa mudah menyerap.
Proses fermentasi inilah yang kemudian menjadi nama masakannya, diendapkan atau pendap. Keunikan lain dari pendap juga terdapat pada lamanya proses pengukusan.
Jika umumnya pepes hanya dikukus atau dipanggang paling lama 30 menit, pendap harus dikukus hingga 8 jam. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan zat oksalat pada batang daun talas yang mengandung racun serta gatal jika dikonsumsi mentah.
Proses pengukusan hingga berjam-jam ini akan menghasilkan masakan pendap yang layak dikonsumsi dan tidak mudah basi. Begitu membuka daun yang membungkus pendap, aroma khas pepes ikan dengan taburan kelapa muda parut akan langsung tercium.
Kuliner Bengkulu bisa dikonsumsi secara langsung, layaknya mencicipi sepotong kue. Selain itu, sajian ini juga bisa dinikmati dengan nasi sebagai lauk.
Pendap memiliki cita rasa gurih yang juga berhasil membuat Presiden pertama RI, Sukarno, jatuh hati. Bahkan, Presiden Sukarno menjadikan pendap sebagai makanan favorit ketika menjalani masa pengasingan di Bumi Rafflesia, pada 1938 hingga 1942.
Penulis: Resla Aknaita Chak