Liputan6.com, Sukabumi - Sebanyak 197 unit angkutan kota (angkot) dengan 200 sopir jurusan Lembursitu- Cikembang nomor trayek 19 menggelar aksi unjuk rasa di depan pabrik semen yang berada di Jalan Pelabuhan II Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (12/12/2022).
Aksi tersebut dipicu terkait kerusakan jalan yang kerap menimbulkan korban. Bahkan baru-baru ini seorang penumpang sepeda motor terjatuh dan tewas terlindas truk di Jalan Raya Pelabuhan II KM 12, tepatnya di depan Toko Kanada Kampung Kertaraharja RT 02/02 Desa Kertaraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (30/11/2022) lalu.
Baca Juga
Salah seorang sopir angkot yang ikut aksi tersebut Sukandi (48) mengatakan, aksi ini dipicu karena jalan raya yang rusak dari Lembursitu-Cikembang.
Advertisement
"Ini tuntutan dari kita sebagai supir sama masyarakat semua angkutan umum, mobil pribadi. Ini kan jalan-jalan pada rusak semua, udah banyak kecelakaan, mobil juga pda rusak. Jadi kita menuntut pihak yang bertanggungjawab, kita cuma tau pabrik semen sama Pemda supaya bertanggungjawab terhadap permasalahan ini," kata Sukandi.
Koordinator aksi Nendar Supriatna mengatakan, unjuk rasa ini merupakan hasil dari diskusi dengan para sopir angkot jurusan Lembursitu-Cikembang, menurut mereka aktivitas kendaraan berat pabrik semen menjadi salah satu penyumbang jalan rusak.
"Hari ini kita meminta kejelasan terkait perbaikan jalan jalur pelabuhan 2. Karena hasil kita diskusi dengan kawan-kawan driver angkot yaitu bahwa Pabrik semen ini adalah penyumbang lalu lintas kendaraan terbesar di antara perusahaan lain. Jadi dari sisi beban tonase dan sebagainya. Perusahaan ini yang menyumbang rute di jalur ini," ujarnya.
Menurutnya, jalur tersebut bukanlah milik korporasi melainkan ruas jalan provinsi. Sehingga warga masyarakat mempunyai hak sama dalam menggunakan akses tersebut.
Jalan rusak tersebut selain dikeluhkan oleh para sopir angkot, jalan rusak juga menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas bahkan merenggut nyawa.
"Ditambah lagi kemarin ada satu korban meninggal dunia itu anak kecil di jalur ini. Dan info yang kita dapatkan diduga juga kendaraan yang melindas korban tersebut adalah kendaraan yang berhubungan dengan perusahaan ini," tuturnya.
Pihaknya menilai, sejauh ini perbaikan jalan dilakukan hanya alakadarnya. Sehingga tidak bertahan lama. Karena kondisi jalan tersebut juga mempengaruhi kondisi mesin mobil.
"Jangan hanya ketika perbaikan itu cukup satu bulan. Keluhan sopir angkot itu servis mobilnya semakin banyak. Otomatis beban hidup kita ini ditambah apalagi ekonomi sedang sulit jadi semakin berat," ungkapnya.
Pantauan di lokasi, para sopir angkot kembali mulai melakukan aktivitas operasinya sebab sudah ada keputusan hasil audiensi dengan pihak pabrik semen.
"Dari pihak pabrik semen sudah merespon bahwa mau ada perbaikan jalan secepatnya, titik-titik yang paling rawan kaya yang di cilangkap di GSI blok A dan B mau ada perbaikan besok," Kata Haryadi ketua jalur angkot 19 jurusan cikembang lembursitu.
Selain perbaikan jalan, kesepakatan penertiban jam larangan kendaraan pabrik semen melintas juga rencananya akan dilakukan.
Seperti penetapan waktu jalannya kendaraan pabrik dari pukul 05.00 WIB sampai 09.00 WIB. Kemudian pada pukul 15.00 WIB sampai 19.00 WIB dilarang beroperasi.
"Sebab itu mobilitas masyarakat sangat mengganggu kalau gak pakai jam larangan," terang dia.
Sementara, menanggapi hal itu, Kepala UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan 2 Sukabumi Ari Haidriyansyah mengatakan, jalan rusak tersebut yang merupakan jalan Provinsi selalu dilakukan penanganan dan pemeliharaan rutin. Bahkan pada 2023 rencananya akan diperbaiki sepanjang kurang lebih 3,7 kilometer.
"Pada tahun anggaran 2022 perbaikan jalan dilakukan penanganan dengan pemeliharaan rutin, pada tahun anggaran 2023 secara bertahap penanganan dilakukan dengan pemeliharaan berkala sepanjang kurang lebih 3,7 Km ( mulai jembatan cipeundeuy - pasar pangleseran) serta pemeliharaan rutin terus dilakukan," jelas Ari saat dikonfirmasi.