Sukses

Cerita Pilu Buruh Wanita di Makassar Alami Kecelakaan Kerja hingga Tulang Panggul Bergeser

Dia mengalami kecelakaan kerja hingga tulang panggulnya bergeser.

Liputan6.com, Makassar - Hastuti kini tak dapat lagi berbuat banyak demi menghidupi keluarganya. Wanita berusia 27 tahun yang tinggal di Jalan Suka Mana, Kelurahan Sinrijala, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan itu kini hanya bisa tinggal diam di rumah usai mengalami kecelakaan kerja beberapa waktu lalu. 

Sebelumnya anak sulung dari lima bersaudara itu merupakan pekerja harian lepas di PT Wahyu Pradana Binamulia, sebuah perusahaan yang fokus pada pengolahan udang mentah beku dan ragam produknya diperluas ke berbagai produk makanan laut yang berada di Kawasn Industri Makassar (KIMa). 

Hastuti menceritakan, kecelakaan kerja yang dialaminya tak pernah ia duga. Saat itu ia datang ke tempat ia bekerja seperti biasa. Di sela kesibukannya mengemas udang beku ia tiba-tiba diminta untuk mengambil kemasan pembungkus udang di gudang. 

"Seperti biasa pagi hari ke KIMA di perusahaan tempat saya bekerja. Dan memang tidak ada isyarat atau tanda sama sekali bahwa hari Kamis pagi itu akan ada kejadian buruk. Sekitar pukul 10.00 Wita, saya ditugasi di gudang bagian kemasan. Lalu akan mengambil yang namanya master atau kemasan dalam bentuk kertas padat yang tersusun rapih dalam karung, sebutan dalam bahasa kerja pada bagian kemasan," cerita Hastuti kepada Liputan6.com, 

Saat itu tiba-tiba karung berisi master kemasan berupa kertas padat itu tiba-tiba jatuh dan menimpa tubuh mungil Hastuti. Karung berisi master kemasan yang berukuran besar dan sangat berat itu diduga terjatuh karena Hastuti menarik bagian bawah dari tumpukan karung itu. 

"Saat itu saya ada bertiga dalam gudang. Dan terpisah oleh jarak satu sama lain. Kejadiannya memang begitu cepat, karena teman telah mendengar suara ada sesuatu yang ambruk dan sempat saya berteriak sakit minta tolong. Barulah mereka (teman kelompok) yang saat itu bersama tugas dalam gudang kemasan. Datang menghampiri dan menolong semampunya," jelasnya.

Wanita yang kini menjadi tulang punggung keluarganya setelah ayahnya meninggal itu menceritakan akibat kejadian tersebut, telapak kakinya terlipat ke atas. Tak hanya itu, tulang panggulnya juga terasa sakit akibat tertimpa karung berisi master kemasan. 

"Telapak kaki saya sudah terlipat keatas, dan tidak sebagaimana mestinya. Lalu rasa sakit pada tulang panggul karena tertindih benda yang berat jatuh dari ketinggian," ucapnya.

 

2 dari 3 halaman

Dibawa ke Tukang Urut

Kala itu, Hastuti mengaku bahwa dirinya tidak langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama. Ia justru dibawa ke tukang urut yang berada di Kabupaten Maros.

"Pertolongan pertama saya dilarikan ke tukang urut di Kabupaten Maros," ucapnya.

Beberapa hari berselang, karena kondisi Hastuti tidak kunjung membaik, ia pun lalu dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina makassar untuk menjalani pemeriksaan. Anehnya saat itu Hastuti diminta untuk tidak mengaku bahwa sakit yang dideritanya terjadi kalena kecelakaan kerja. 

"Nanti hari Jumat 4 November 2022 ke Rumah Sakit Ibnu Sina untuk melakukan rontgen. Oleh salah satu staf perusahaan saya diminta untuk tidak bercakap bahwa pemeriksaan itu akibat dari kecelakaan kerja di perusahaan," kata Hastuti. 

Akibat kejadian tersebut, Hastuti pun tidak dapat lagi bekerja seperti biasa, padahal ia adalah tulang punggung keluarga. Ia harus istrahat total karena kecelakaan kerja yang mendera, yaitu gangguan tulang panggul. Dimana diketahui secara anatomi tubuh dan medis, tulang panggul merupakan serangkaian tulang yang terletak di antara tulang kaki dan tulang punggung yang fungsinya sebagai alat gerak. Dan pada wanita fungsinya juga untuk melindungi organ reproduksi. 

Belakangan terungkap, selama tiga tahun bekerja sebagai pekerja harian lepas, Hastuti ternyata tidak dibekali jaminan kesehatan oleh perusahaan tempat ia bekerja. Tak hanya itu, gaji yang diterima Hastuti juga jauh di bawah standar UMR yang telah ditentukan oleh Pemprov Sulsel maupun Pemkot Makassar. 

"Kalau soal upah yang saya terima karena penggajiannya per minggu dari perusahaan. Biasa Rp500 ribu hingga Rp700 ribu, tergantung dari udang yang masuk ke gudang. Lalu kami bersihkan dan packing. Dan selama bekerja memang tidak ada BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan," Hastuti memungkasi.

3 dari 3 halaman

Perusahaan Siap Bertanggungjawab

 

Dinamika globalisasi dan transformasi teknologi informasi yang berkembang pesat. Tidak dipungkiri telah mengubah tatanan sosial dan ekonomi. Termasuk akses dalam bidang ketenagakerjaan dan kesehatan keselamatan tenaga kerja.

Perubahan tersebut pastinya merupakan tantangan strategis yang menuntut adanya produktivitas dan daya saing sumber daya manusia. Begitu pula dengan hak dan kewajiban perusahaan sebagai pemberi dan pekerja sebagai penerima pekerjaan.

Salah satunya yang melekat dalam diri pekerja/buruh, termasuk dalam hal ini pekerja lepas, yakni hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama.

Ricky Noverto mewakili pihak perusahaan saat di temui dihadapan keluarga Hastuti. Kepada Liputan6.com mengaku siap bertanggungjawab atas kecelakaan kerja yang menimpa Hastuti.

"Sesuai peraturan ketenagakerjaan dan sebagainya atas musibah naas yang menimpa Hastuti kami akan bertanggungjawab. Dan pastinya kami akan komitmen melalui proses waktu dan hasil evaluasi internal perusahaan," kata Ricky Noverto.