Sukses

Jelang Natal dan Tahun Baru, Polisi Sterilisasi Ratusan Gereja di Pekanbaru

Polresta Pekanbaru sudah mulai melakukan sterilisasi ratusan gereja di Pekanbaru sebagai langkah pengamanan Natal dan pergantian tahun.

Liputan6.com, Pekanbaru - Perayaan Natal dan Tahun Baru tinggal hitungan hari. Polresta Pekanbaru sudah menyusun langkah-langkah pengamanan agar perayaan Natal serta pergantian tahun berjalan lancar tanpa gangguan keamanan. 

Di Pekanbaru ada ratusan gereja dan rumah ibadat menjadi sasaran pengamanan. Sebelum perayaan Natal, semua gereja itu akan disterilisasi agar jemaat merasa aman dan damai dalam menjalankan ibadah.

Kepala Polresta Pekanbaru Komisaris Besar Pria Budi SIK menyebut sudah mengundang semua pihak membahas pengamanan Natal dan pergantian tahun itu. Pemuka agama nasrani juga diminta masukan. 

"Kami menyadari bahwa kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada kerja sama dari pihak bapak dan ibu pimpinan gereja, agar nataru tahun ini berlangsung khidmat aman dan lancar," ucap Pria, Rabu (14/12/2022).

Sama dengan sebelumnya, Polresta Pekanbaru akan melaksanakan Operasi Lilin. Personel Satuan Brigade Mobil atau Brimob akan dilibatkan mensterilkan gereja. 

"Di Kota Pekanbaru terdapat 10 gereja besar, sedangkan gereja kecil berjumlah 128 dan 9 rumah ibadah," kata Kapolresta.

Terpisah, Wakil Kepala Polresta Pekanbaru Ajun Komisaris Besar Hengky Poerwanto menjelaskan, personel pengamanan harus tahu siapa saja panitia di gereja termasuk pengamanan internal gereja. Jajaran Polsek juga diminta mengetahui jadwal ibadat di setiap gereja. 

Selanjutnya, panitia di gereja juga diminta melakukan sterilisasi pendahuluan sebelum dilakukan kepolisian. Kemudian menyiapkan metal detector di setiap gereja untuk memeriksa barang bawaan jemaat. 

"Seleksi betul barang bawaan serta tamu jemaat yang dirasa dicurigai, kami berharap dukungan dan kerjasama pihak gereja," kata Hengky.

 

 

2 dari 2 halaman

Komunikasi Intensif

Polresta Pekanbaru juga meminta gereja mendirikan posko pengamanan. Posko ini tentu saja di luar posko pengamanan yang biasa didirikan oleh pemerintah daerah dalam menyambut hari besar agama. 

Gereja juga diminta menjalin komunikasi intensif kepada personel yang nantinya ditugaskan. Koordinasi ini terkait jadwal peribadatan, jumlah jemaat, nama pendeta hingga tema ataupun judul ceramah. 

Pimpinan gereja Katolik Santa Maria Pekanbaru, Hisar Manurung, meminta agar polisi hadir terlebih dahulu di lokasi ibadah sebelum acara dimulai.

Hal serupa juga disampaikan Pimpinan Gereja HKBP, Jalan Hangtuah, Victor Silalahi. Victor juga mengungkap keresahan atas kejadian di Jawa Barat beberapa waktu lalu.

"Kami bermohon agar informasi yang berkembang tidak di sebarluaskan agar jemaat tidak merasa takut dan was was, ancaman tersebut sudah ada, akan tetapi kita harus waspada tentang situasi saat ini," ucap Victor. 

Sejumlah pimpinan gereja juga meminta nomor personel yang ditugaskan menjaga peribadatan. Tujuannya mempermudah koordinasi dan pelaksanaan sterilisasi gereja. 

Pimpinan gereja juga meminta adanya penertiban balapan liar di depan sejumlah gereja di Pekanbaru. Balapan ini dinilai sangat mengganggu ketenangan jemaat merayakan Natal.Â