Â
Liputan6.com, Gorontalo - Ada yang menarik menjelang Hari Raya Natal di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), Gorontalo. Pohon Natal setinggi 1,5 meter buatan tangan Komunitas Umat Kristiani Oukumene Bonebol berdiri kokoh. Sepintas tak ada yang beda, namun jika ditelisik lebih dalam, pohon Natal tersebut dibuat dari sampah plastik yang sudah tidak terpakai.
Baca Juga
Bahkan sampah plastik yang menjadi bahan baku pembuatan pohon Natal itu dikumpulkan hampir sebulan terakhir.
Advertisement
Sampah-sampah daur ulang itu kemudian disulap menjadi ornamen pohon Natal yang tidak kalah dengan pohon Natal pada umumnya. Penampakan lampu Natal dari sampah tersebut banyak mendapat perhatian masyarakat.
Ketua Komunitas Oukumene Bonebol, Hedi Papendang mengatakan, sampah plastik tersebut dikumpulkan oleh anak-anak sekitar dari aliran sungai. Setelah terkumpul banyak, kemudian terpikirkanlah membuat pohon natal.
"Kalau beli bahan untuk pohon natal pasti mahal. Apalagi pohon natal yang sudah jadi, pasti harganya lumayan," kata Hedi kepada Liputan6.com, Kamis (15/1/2022).
Menurut Hedi, selain menghemat anggaran biaya pembuatan pohon terang. Aksi ini merupakan edukasi bagi masyarakat bagaimana menjaga lingkungan dari plastik sekali pakai yang dibuang ke sungai.
Selain itu, ini juga bentuk kreatifitas yang bernilai ekonomi. Di mana, sampah plastik yang dibuang sembarangan masih bisa digunakan untuk hal-hal yang berguna.
"Kami mengedukasi mereka bagaimana bisa mengumpulkan sampah plastik saat mandi agar tidak tergantung dengan sampah," tuturnya.
Komunitas yang didirikan sejak tahun 2007 itu ungkap Hedi membutuhkan 500 sampah plastik untuk membuat pohon natal setinggi 1,5 meter tersebut.
"Ada sekitar 500 sampah plastik dari berbagai jenis yang kami satukan jadi pohon terang ini," imbuhnya.
Apresiasi Pemkab
Pohon Natal dari sampah plastik ini pun mendapat apresiasi Wakil Bupati Bone Bolango Merlan S Uloli. Ia mengatakan ini inovasi baru sekaligus mengingatkan bahwa kita agar tidak membuang sampah sembarangan.
"Pembelajaran bagi kita bahwa jangan membuang sampah sembarangan,"kata Merlan.
Merlan menuturkan seperti diketahui sendiri bahwa masyarakat masih tidak disiplin soal membuang sampah disungai. mereka mengumpulkan 500 keping sampah plastik dalam tiga minggu, kita bisa kalikan sebulan berapa jumlah sampah yang hanyut di sungai.
"Maka kami merasa bersyukur Komunitas Oukumene ini sudah memberikan contoh dan teladan bagi kita sekaligus mengingatkan bagaimana kita mencintai dan menyayangi alam ini. Jika alam ini kita tidak sayang maka akan balik mengganggu kita," ia menandaskan.
Â
Advertisement