Liputan6.com, Wakatobi - Perpustakaan sebagai episentrum ilmu pengetahuan memiliki peran krusial bagi kemajuan masyarakat. Seiring perkembangan, kini kebutuhan perpustakaan bukan lagi hanya berkutat sekadar tempat untuk membaca, tetapi juga terkait literasi.
Literasi kini bukan saja dalam kemampuan baca, tulis, sains, melainkan kemampuan dan kedalaman pengetahuan seseorang terhadap subjek ilmu pengetahuan yang diimplementasikan berupa penciptaan barang dan jasa yang berkualitas untuk kepentingan global.
"Literasi menjadi fondasi yang kokoh dalam pembentukan cognitive skill dan juga kepekaan sosial serta produktivitas," kata Kepala Perpustakaan Nasional Syarif Bando, saat meresmikan perluasan gedung layanan perpustakaan umum Kabupaten Wakatobi, Selasa (20/12/2022).
Advertisement
Dalam acara yang dimeriahkan dengan talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dan pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Wakatobi itu, Syarif Bando juga mengatakan, paradigma baru perpustakaan adalah mendorong transformasi perpustakaan sebagai agen perubahan (agent of change). Berinklusi sosial meningkatkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan langkah strategis dan menjadi keniscayaan. Namun, individu setiap warga negara juga harus ada kemauan dan kemampuan belajar, sehingga dengan sendirinya kegiatan belajar menjadi kewajiban.
Ada empat aspek yang menyebabkan kemiskinan, kata Syarif, yaitu pertama, terbatasnya akses pengusaan ilmu pengetahuan, kedua, kurangnya skill, inovasi serta kreativitas, ketiga, tidak adanya akses terhadap permodalan, dan keempat budaya malas, termasuk malas membaca.
"Warga negara yang tidak mau belajar dan pemerintah yang tidak mau menyediakan sarana belajar sebetulnya mengingkari tujuan kemerdekaan Indonesia," ungkap Syarif Bando.
Dana Alokasi Khusus (DAK) 2021 perluasan gedung senilai Rp4,5 miliar yang diterima Pemda Wakatobi diapresiasi langsung oleh Bupati Wakatobi Haliana. Bahkan, Haliananmeminta seluruh masyarakat, termasuk pelajar dan mahasiswa untuk sering berkunjung ke perpustakaan.
Terkait pengukuhan Bunda Literasi, Haliana mengharapkan dapat menjadi role model dan panutan masyarakat dalam peningkatan literasi serta kesejahteraan masyarakat melalui membaca.
"Di era digital ini masyarakat Wakatobi harus bijak dalam bermedsos dan pintar memilah serta memilih informasi sehingga tidak terjerumus dalam berita yang negatif," katanya.
Sektor Andalan Wakatobi
Sebagai kabupaten maritim, Wakatobi telah menjadi Kawasan Cagar Biosfer dan Taman Warisan Asia. Sektor pariwisata dan perikanan menjadi andalan masyarakat di Wakatobi yang mayoritas berprofesi nelayan. Maka, untuk menunjang sektor andalan Wakatobi, fokus peningkatan sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas menjadi perhatian Pemda Wakatobi.
Ketua STAI Wakatobi Suruddin membaca harus jadi kebutuhan 3 faktor. Pertama dibutuhkan unsur rohani. Zaman sekarang, anak muda ketika galau larinya justru ke medsos, padahal lebih baik membaca. Kedua, membaca penting untuk kebutuhan jasmani, dan terakhir membaca dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
"Jika ketiga itu sudah dipahami saja, maka sudahlah kita akan mencapai kesuksesan," kata Suruddin.
Advertisement