Sukses

Waspada Cuaca Ekstrem di Sejumlah Daerah Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Kepala BMKG Dwikorita menyebut, ada empat fenomena yang terjadi bersamaan, yang bisa mengakibatkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.

 

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca ekstrem berpotensi melanda sejumlah daerah di Indonesia saat masa liburan Natal dan Tahun Baru. Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta sejumlah pemprov untuk siaga menghadapi adanya potensi tersebut.

"Ada empat fenomena yang terjadi bersamaan, dikhawatirkan atau berpotensi mengakibatkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia, terutama di wilayah bagian selatan Indonesia sampai bagian tengah dan timur," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa malam (21/12/2022).

Menurut pemaparan Kepala BMKG, ada 12 provinsi yang dikategorikan perlu siaga terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode 21-23 Desember 2022, yaitu antara lain sebagian wilayah Aceh, sebagian wilayah Sumatera Utara, sebagian wilayah Riau, sebagian wilayah Jawa Barat, sebagian wilayah Jawa Tengah, sebagian wilayah Jawa Timur.

Kemudian sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur, sebagian wilayah Kalimantan Barat, sebagian wilayah Kalimantan Timur, sebagian wilayah Kalimantan Utara, dan sebagian wilayah Maluku, serta sebagian wilayah Papua.

Khusus pada 24 Desember 2022, Dwikorita menyampaikan, potensi siaga dari prakiraan berbasis dampak perlu diwaspadai di sebagian wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

"Jadi tanggal 21-23 Desember 2022 ada 12 provinsi, dan 24 Desember 2022 ada tiga provinsi," tuturnya.

Sedangkan potensi hujan dengan intensitas tinggi selama periode 25 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023, Ia menambahkan, perlu diwaspadai potensi hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah, yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Sedangkan potensi hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Aceh, Lampung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Dalam kesempatan itu, Dwikorita juga menyampaikan bahwa untuk informasi prakiraan berbasis dampak hingga level kecamatan dapat diakses di web signature.bmkg.go.id.

 

2 dari 2 halaman

Mitigasi Bencana

Adanya potensi cuaca ekstrem saat libur Natal dan Tahun Baru itu, Dwikorita meminta pihak-pihak terkait melakukan persiapan antara lain memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Kemudian, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

Lalu, menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).

Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi. Dan terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.

Selain itu, Dwikorita juga meminta masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi potensi cuaca ekstrem tersebut.